DANA dan OVO Bakal Kurangi Strategi ‘Bakar Uang’ Tahun Depan
Perusahaan teknologi finansial (fintech) pembayaran OVO dan DANA berencana mengurangi strategi ‘bakar uang’. Dengan begitu, promosi seperti diskon hingga uang kembali (cashback) di kedua startup ini bakal berkurang pada 2020.
Chief Financial Officer (CFO) DANA J Yattha Saputra menyampaikan, perusahaan mengkaji promosi dengan cara lain yakni poin. Karena itu, perusahaannya mulai mengurangi strategi ‘bakar uang’.
“Sudah mulai (mengurangi). Karena kalau kami sudah mulai yang poin ini, lalu nanti ada cashback kan jadi bersaing. Jadi pelan-pelan kami kurangi, lebih pakai loyalti,” kata Yattha kepada Katadata.co.id di Jakarta, hari ini (11/12).
DANA menggandeng mitra penjual seperti restoran, untuk memberikan program loyalti berupa poin kepada konsumen. Beberapa merchant yang sudah diajak kerja sama yakni Fore Coffee, Hokkaido Baked Cheese tart, Kopitiam, Kyochon, Rice Bowl, dan lainnya.
Program tersebut terdapat di fitur pocket di aplikasi DANA, bagian kartu loyalti. Nantinya, mitra akan membayar atas voucher program loyalti yang digunakan melalui dompet digital DANA.
(Baca: GoPay, OVO, LinkAja dan DANA Ungkap Soal Strategi ‘Bakar Uang’)
Menurut Yattha, strategi tersebut lebih menguntungkan bagi mitra dan konsumen. “Merchant itu biasanya punya dana pemasaran sendiri. Begitu merchant bayar kan dia sudah dapat dari transaksi-transaksi sebelumnya,” kata dia.
Selain itu, DANA berfokus meningkatkan penggunaan (usecase). Salah satunya, DANA bekerja sama dengan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), e-commerce hingga perusahaan transportasi seperti PT Blue Bird Tbk.
Per Oktober 2019, DANA memiliki 30 juta pengguna dengan rerata transaksi 2 juta per hari. Sejauh ini, pertumbuhan transaksi di setiap layanan baik produk digital (pulsa, tagihan, asuransi, dan lainnya) hingga merchant tercatat merata.
(Baca: Fokus pada Tiga Layanan, OVO Kurangi ‘Bakar Uang’ Tahun Depan)
CEO Dana Vincent Iswara pun sempat mengatakan, strategi ‘bakar uang’ atau memberikan diskon merupakan bagian dari edukasi pasar. Ia berharap, masyarakat di perkotaan hingga perdesaan Indonesia mau beralih dari tunai ke non-tunai.
Meski begitu, menurutnya promosi yang dilakukan DANA lebih kecil dibanding fintech pembayaran lainnya. “Pengguna kami yang tidak bertransaksi menggunakan diskon hampir 50%,” kata Vincent beberapa waktu lalu (15/11).
Selain DANA, OVO berencana mengurangi strategi ‘bakar uang’ pada tahun depan. Hal itu disampaiken CEO OVO Jason Thompson saat wawancara khusus dengan jurnalis Kr-Asia, Khamila Mulia di sela-sela acara Wild Digital Conference 2019.
Jason mengatakan, promosi seperti cashback hanya berlaku untuk periode tertentu. “Tetapi tidak berkelanjutan,” kata dia dikutip dari Kr-Asia beberapa waktu lalu (3/12).
(Baca: Tak Kuat ‘Bakar Uang’, Bos Lippo Akui Jual Dua Pertiga Saham OVO)
Ia pun menganalogikan strategi ‘bakar uang’ dengan rumus fisika. “Jika Anda akan memindahkan objek besar, maka harus memiliki energi dalam jumlah besar di awal gerakan. Begitu mendapatkan momentum, maka Anda dapat mengurangi energi itu,” kata dia.
Di industri fintech pembayaran, kata dia, energi yang dimaksud berasal dari subsidi. Jason menegaskan, perusahaannya memiliki peta jalan yang jelas untuk menuju kinerja bisnis keberlanjutan dan profitabilitas. “Kami akan mengurangi (strategi ‘bakar uang’) ini secara signifikan tahun depan,” kata dia.
Ia optimistis, pemain lainnya di industri fintech pembayaran bakal melakukan hal serupa. “Jadi cashback atau promosi lainnya masih penting, tetapi kami harus merasionalisasikannya dan harus ada jalur penuruna subsidi,” katanya.
(Baca: Mochtar Riady Ungkap Kesuksesan OVO dari Kegagalan MatahariMall.com)