Belanja Online di Indonesia Hanya Tumbuh 4,95% di 2024, Ini Produk yang Laris

Transaksi e-commerce seperti Shopee, TikTok Shop by Tokopedia, Lazada, Blibli dan Bukalapak hanya naik 4,95% sepanjang tahun lalu, menurut data Sirclo. Meski begitu, beberapa produk masih mencatatkan peningkatan penjualan hingga 90%.

Pendiri sekaligus CEO Sirclo Brian Marshal menjelaskan jumlah konsumen e-commerce naik 6,8% tahun lalu. Akan tetapi, ia tidak memerinci perbandingannya dengan 2023.

“Hal ini mencerminkan pertumbuhan yang cenderung stabil, terlihat dari kebiasaan konsumen yang terus memanfaatkan kanal digital untuk berbelanja,” kata dia dikutip dari keterangan pers, Kamis (1/5).

Meski transaksi di e-commerce cenderung stagnan, ada tiga produk yang mencatatkan kenaikan order tinggi yakni:

• Produk kebutuhan sehari-hari atau Fast Moving Consumer Goods (FMCG) naik 90,45%
• Kecantikan dan perawatan diri naik 62,07%
• Ibu dan anak naik 35,52%

“Tren ini mencerminkan perubahan pola konsumsi masyarakat yang semakin mengutamakan gaya hidup dan kebutuhan esensial,” demikian dikutip dari laporan Sirclo.

Sementara itu, pertumbuhan transaksi produk FMCG menjadi salah satu indikator pergeseran gaya hidup masyarakat setelah pandemi Covid-19, yakni masyarakat semakin mengandalkan kanal online untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Sirclo mencatat data itu selaras dengan riset Statista yang menunjukkan penjualan produk FMCG secara online diproyeksikan mencapai US$ 27 miliar atau Rp 432 triliun pada 2028.

Produk beauty and personal care mencatatkan transaksi tinggi dinilai karena kesadaran masyarakat terhadap perawatan diri yang meningkat. Hal ini didukung oleh peran beauty influencer atau affliator, serta semakin beragamnya produk yang mengakomodasi berbagai kondisi kulit.

Transaksi produk kecantikan dan perawatan diri diperkirakan US$ 9,17 miliar atau Rp 142 triliun tahun lalu.

Sirclo juga mencatat tren berbelanja online saat tanggal kembar. Hal ini didukung oleh maraknya platform e-commerce dan merek alias brand yang memberikan promosi pada periode ini misalnya, 10.10, 11.11 atau 12.12.

Jumlah transaksi saat festival ‘double day’ naik 71% yoy. Jika dibandingkan secara bulanan, pesta diskon 10.10 mencatatkan peningkatan 9,2%, 11.11 21,02%, dan 12.12 18,68%.

Data internal Sirclo juga menunjukkan adanya perubahan dalam preferensi jam belanja online. Pada 2023 mayoritas transaksi online didominasi sekitar pukul 20.00 WIB. Puncak waktu belanja berubah menjadi saat makan siang pukul 12.00 WIB dan selepas pulang kerja pukul 19.00 WIB.

“Perubahan ini mengindikasikan konsumen semakin memanfaatkan waktu santai seperti saat istirahat siang dan pulang bekerja untuk melakukan transaksi, baik bagi kebutuhan harian maupun impulse buying. Tren ini juga didorong oleh beberapa faktor, seperti kenyamanan dan kepraktisan mobile shopping, ketersediaan promosi menarik, dan fleksibilitas waktu yang ditawarkan kanal e-commerce,” demikian dikutip.

Berdasarkan data internal Sirclo, sekitar 63% transaksi e-commerce dilakukan menggunakan metode non-tunai. Layanan yang digunakan yakni dompet digital alias e-wallet (34%), diikuti transfer bank virtual account (10%), layanan paylater (8%), dan metode digital lainnya.

Tunai atau Cash on Delivery (COD) masih digunakan dalam sekitar 37% transaksi.

Jika merujuk pada data Sirclo, transaksi di e-commerce masih tumbuh meski cenderung stagnan. Selain itu, ada kategori produk yang mencatatkan kenaikan penjualan tinggi.