Atasi Defisit Gula, Pemerintah Andalkan Impor & Alihkan Gula Rafinasi

Dimas Jarot Bayu
28 April 2020, 17:21
Ilustrasi, pekerja menyiapkan gula pasir. Untuk mengatasi defisit gula pasir di 30 provinsi, pemerintah menyiapkan sejumlah langkah seperti memerintahkan Bulog mengimpor gula pasir dan mengalihkan gula rafinasi untuk konsumsi.
ANTARA FOTO/Fauzan/pras.
Ilustrasi, pekerja menyiapkan gula pasir. Untuk mengatasi defisit gula pasir di 30 provinsi, pemerintah menyiapkan sejumlah langkah seperti memerintahkan Bulog mengimpor gula pasir dan mengalihkan gula rafinasi untuk konsumsi.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Di tengah pandemi virus corona (Covid-19) Indonesia dihadapkan masalah terkait defisit gula pasir di 30 provinsi. Padahal, kebutuhan gula pasir di Indonesia tercatat mencapai 320 ribu ton sepanjang Maret-April 2020.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, pemerintah menyadari adanya masalah defisit ini dan telah menyiapkan sejumlah langah untuk mengatasinya. Salah satu strategi pemerintah adalah memerintahkan Perum Bulog membeli 51.300 ton gula pasir untuk mengamankan pasokan.

"Rinciannya, 21 ribu ton gula pasir berasal dari impor, sementara sekitar 29 ribu berasal dari pabrik gula dalam negeri," kata Airlangga usai rapat terbatas melalui video conference, Selasa (28/4).

Pemerintah juga mengalihkan gula rafinasi sebanyak 191.762 ton untuk konsumsi domestik. Hanya saja, langkah ini tidak bisa dilakukan segera, karena ada persoalan pengemasan ulang dan izin edar atas pengalihan gula rafinasi tersebut.

Alhasil, baru 182.762 ton gula rafinasi yang masuk ke pasar saat ini, sementara gula rafinasi yang masih di pabrik dan diharapkan ada pengolahan di bulan Maret 2020 sebanyak 42.072 ton.

(Baca: Jokowi Catat Sejumlah Daerah Defisit Bahan Pokok, Terbesar Gula Pasir)

Lebih lanjut, Airlangga menyebut masih ada stok di pabrik gula BUMN dan swasta sebanyak 47.772 ton. Seluruh stok tersebut akan didistribusikan ke 30 provinsi yang mengalami defisit gula pasir dan akan dipantau secara mingguan.

"Pemerintah juga sudah menugaskan Satgas Pangan untuk ikut mengawal komoditas-komoditas tersebut," ujarnya.

Terkait komoditas pangan lain, pemerintah merinci stok beras dalam mencapai 6,3 juta ton, jagung 1,4 juta ton, cabai besar 12.641 ton, cabai rawit 26.353 ton. Kemudian, bawang merah 1,3 juta ton, telur ayam 46.413 ton, daging ayam 154.763 ton, dan daging sapi sebanyak 133.944 ton.

Terkait bawang putih, pemerintah telah mengeluarkan izin impor yang cukup besar. Saat ini realisasi impor bawang putih tersebut baru sebanyak 72.400 ton

Pemerintah berharap akhir bulan ada sudah ada tambahan masuk ke pasar dan akan semakin meningkat jumlahnya ke depan.

(Baca: Meski Harga Gula Melambung Tinggi, Mendag Tak akan Naikkan HET)

Reporter: Dimas Jarot Bayu

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...