Pemerintah Berencana Kembali Buka Keran Impor Daging Sapi Brasil 2020

Image title
26 Desember 2019, 17:03
Pemerintah Berencana Kembali Buka Keran Impor Daging Sapi Brasil 2020
Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi daging sapi impor. Pemerintah mengkaji impor daging sapi impor dari Brasil pada 2020.

Pemerintah berencana kembali membuka impor daging sapi dari Brasil pada tahun depan. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kecukupan daging sapi dalam negeri. 

Meski begitu, kuota dan skema impor masih belum ditetapkan. Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menuturkan, rencana tersebut baru akan diputuskan dua pekan ke depan sambil menghitung data-data kebutuhan dan pasokan pangan.  

"Kami baru bahas teknisnya, untuk kecukupan tahun depan. Belum ada finalisasi, masih akan ada pembahasan berikutnya berkaitan dengan daging kerbau atau sapi termasuk beras," kata dia usai menghadiri rapat koordinasi pangan di kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Kamis (26/12).

(Baca: Bulog Batal Impor Daging Sapi Brasil, Mendag Bakal Evaluasi)

Menurut dia, setelah keputusan impor daging sapi ditetapkan Bulog akan ditunjuk sebagai salah satu pemegang hak impor daging.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan Rakor Pangan saat ini ditunda hingga dua minggu depan lantaran belum adanya data pangan. Meski begitu, sebagai operator Bulog mengaku siap jika sewaktu-waktu diminta pemerintah mengimpor.

"Belum diputuskan. Itu kan tergantung Menteri Perekonomian. Bulog sifatnya penugasan, kalau diminta (impor) ya kami laksanakan," kata dia.

Ia menambahkan, meski belum diputuskan, tidak menutup kemungkinan rencana impor daging sapi dari Brasil akan terealisasi lagi di tahun depan. Namun, pihaknya belum mengetahui berapa jumlah kuota impor daging sapi nanti.

Sebelumnya, pemerintah telah menunjuk tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yakni Perum Bulog, PT Berdikari (Persero)  dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) untuk mengimpor 50 ribu ton daging sapi dari Brasil hingga akhir tahun ini. Hal ini dilakukan untuk mencari sumber pasokan daging sapi yang baru.

(Baca: Bulog Sebut Impor Daging Sapi Brasil Mundur ke Tahun Depan)

Meski begitu, tak semua impor daging direalisasikan perusahaan. Bulog misalnya, yang semua mendapat kuota 30 ribu ton belum sama sekali mengimpor daging. Alasannya,  pasokan daging dalam negeri saat ini cukup melimpah.

Pasalnya pemerintah sudah memiliki stok daging kerbau impor dari India, daging sapi impor dari Australia, belum lagi daging sapi lokal atau daging impor yang didatangkan PT Berdikari. "Nah kalau kita impor lagi, ini kan bisa mubazir. Karena nanti terlalu banyak," ujar Budi Waseso.

Karenannya dia memutuskan untuk tidak akan mengimpor. Adapun keputusan tersebut menurutnya bakal disampaikan kepada Menteri BUMN, Menteri Perdagangan dan Menteri Pertanian sambil memantau beberapa perkembangannya ke depan.

Sementara itu, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian mengklaim stok daging surplus sebesar 19.197 ton hingga akhir tahun.

"Kementan meyakini bahwa sampai akhir tahun 2019 dan memasuki tahun 2020, stok pangan asal hewan dalam kondisi yang mencukupi dan harga dapat dijaga stabil," kata Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Syamsul Ma'arif dikutip Antara, di Jakarta, Senin.

(Baca: Berdikari Impor 3.000 Ton Daging Sapi Brasil, Mulai Masuk Desember)

Syamsul menjelaskan untuk Desember 2019, Kementan mencatat masih ada stok 75.735 ton. Stok tersebut terdiri dari stok daging sapi lokal, stok sapi bakalan di feedlotter, stok daging dan jeroan di gudang importir, stok daging kerbau di Bulog, dan stok daging sapi tambahan dari impor yang dilakukan Berdikari.

Dengan kebutuhan daging sebesar 56.538 ton, maka pada Desember 2019 ini masih ada surplus sebesar 19.197 ton.

Berdasarkan perhitungan kebutuhan dan ketersediaan untuk daging sapi, pada 2019 kebutuhan nasional daging sapi diperkirakan sekitar 686.271 ton dengan asumsi konsumsi sebesar 2,56 kg per kapita per tahun.

Adapun ketersediaan daging sapi berdasarkan produksi dalam negeri sebesar 404.590 ton yang dihasilkan dari 2 juta ekor sapi yang dipotong.

Berdasarkan data tersebut, maka perlu tambahan sebanyak 281.681 ton yang dipenuhi melalui impor, yakni impor sapi bakalan setara 99.980 ton, impor daging sapi 92.000 ton, dan daging kerbau 100.000 ton. Dari impor tersebut ada buffer stock sebanyak 10.299 ton.

Syamsul mengakui bahwa ketersediaan daging sapi dalam negeri masih memerlukan dukungan impor. Namun, ia meyakini bahwa dengan program pengembangan sapi saat ini, swasembada daging sapi dapat tercapai pada 2026.

Adapun impor daging sapi saat ini lebih lanjut digambarkan dalam databoks berikut. 

Reporter: Tri Kurnia Yunianto, Antara
Editor: Ekarina

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...