Indonesia Bakal Impor Gula Kristal Putih 150 Ribu Ton
Pemerintah menambah kuota impor gula kristal putih atau GKP untuk kebutuhan konsumsi sebesar 150 ribu ton. Penugasan impor tersebut diberikan kepada tiga BUMN, yakni Perum Bulog, PT Rajawali Nusantara Indonesia, dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia.
"Masing-masing mendapatkan kuota impor 50 ribu ton," kata Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kemenko Perekonomian Musdhalifah Machmud kepada Katadata.co.id, Selasa (14/4).
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh memperkirakan, gula impor tersebut akan masuk ke Tanah Air pada akhir April atau awal Mei. "Ini karena kondisi corona di seluruh dunia," kata dia kepada Katadata.co.id.
(Baca: Harga Gula Melambung, KPPU Salahkan Kementerian Perdagangan)
Sebagaimana diketahui, importasi gula tidak mudah dilakukan saat ini. Pasalnya, India yang merupakan negara produsen gula tengah menerapkan karantina atau lockdown sehingga banyak dari kapal pengangkut tidak beroperasi.
Adapun penugasan tersebut menambah rencana impor gula yang dilakukan sepanjang tahun ini. Sebelumnya, pemerintah telah menetapkan impor gula kristal mentah untuk diolah menjadi gula konsumsi sebanyak 521.052 ton.
Penugasan impor diberikan kepada PT Kebun Tebu Mas, PT Adikarya Gemilang, PT Kebon Agung, PT Rejoso Manis Indo, PT Prima Alam Gemilang, dan PT Gendhis Multi Manis. Kemudian, PT Sukses Mantap Sejahtera, PT Madubaru, PT Gunung Madu Plantation, dan PT Industri Gula Nusantara.
(Baca: Kementan Rancang ATM Beras Gratis untuk Masyarakat Miskin)
Pemerintah juga menambah kuota impor gula mentah sebanyak 550 ribu ton dalam rakortas awal Maret lalu. Penugasan tersebut diberikan oleh PT Sukses Mantap Sejahtera, PT Kebun Tebu Mas, PT Kebon Agung, PT Rejoso Manis Indo, PT Industri Gula Nusantara, dan PT Adikarya Gemilang.
Direktur Eksekutif Asosiasi Gula Indonesia Budi Hidayat mengatakan, impor menjadi kunci dalam menurunkan harga gula pasir di pasar. "Kalau stok sudah sampai di pasar, harga gula akan berangsur turun," ujar dia.
Berdasarkan catatan AGI, produksi gula sepanjang tahun ini diperkirakan hanya 2,05 juta ton, turun dibandingkan produksi pada 2019 sebanyak 2,22 juta ton. Sementara itu, konsumsi selama setahun diperkirakan sebesar 3,16 juta ton.
Harga gula saat ini sudah berada jauh di atas harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 12.500 per kg. Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional, harga rata-rata gula pasir lokal per hari ini (14/4) mencapai Rp 18.600 per kg.