Trump Dikabarkan Pernah Ancam Bom Moskow dan Beijing

Muhamad Fajar Riyandanu
10 Juli 2025, 13:32
trump, rusia, cina
BBC
Presiden Amerika Serikat Donald Trump
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dikabarkan pernah mempertimbangkan untuk menyerang Moskow dan Beijing. Kabar tersebut diperoleh dari sebuah rekaman suara Trump dalam sebuah jamuan makan malam tertutup bersama para donatur saat penggalangan dana menjelang pemilihan presiden AS.

Rekaman suara Trump pada penggalangan dana itu didapatkan oleh Josh Dawsey, Tyler Pager, dan Isaac Arnsdorf. Ketiganya lalu memerinci beberapa percakapan tersebut dalam buku baru mereka yang berjudul "2024".

Dalam rekaman suara, Trump menyatakan dirinya pernah mengancam akan melakukan serangan besar-besaran ke Moskow jika Presiden Rusia, Vladimir Putin, tetap menyerang Ukraina.

"Dengan Putin, saya berkata, 'Jika Anda pergi ke Ukraina, saya akan mengebom habis-habisan Moskow. Saya katakan, saya tidak punya pilihan,'" kata Trump, sebagaimana menurut rekaman audio yang diperoleh oleh CNN, dikutip Kamis (10/7).

Trump juga mengatakan bahwa saat itu Putin tidak sepenuhnya percaya terhadap ancaman tersebut. "Lalu (Putin) berkata, seperti, 'Saya tidak percaya padamu.' Tapi dia hanya percaya 10%."

Trump juga menyampaikan peringatan serupa kepada Presiden Cina, Xi Jinping, terkait potensi adanya serangan militer ke Taiwan. Trump mengatakan AS akan mengebom Beijing sebagai balasannya. "Dia pikir saya gila," kata Trump tentang Xi.

Rekaman suara tersebut tampaknya merujuk pada percakapan Trump dengan Putin dan XI yang terjadi selama masa jabatannya sebagai Presiden AS pada periode 2017–2021.

Belum ada penjelasan dari pihak Gedung Putih mengenai hal ini, adapun tim kampanye Trump menolak berkomentar soal rekaman tersebut. Sedangkan, Kremlin menyatakan tak mengetahui kebenaran informasi mengenai Trump tersebut.

"Saya tidak dapat mengonfirmasikan atau menyangkal hal ini, meskipun saya ingin... Apakah itu palsu atau tidak, kami juga tidak tahu. Ada banyak berita palsu akhir-akhir ini," kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...