Ini Destinasi Favorit di Promosi Wisata Asian Games
Tanjung Lesung dan Pulau Dewata Bali menjadi destinasi favorit dalam program Promosi Wisata yang digelar Kementerian Pariwisata (Kemenpar) di Ajang Asian Games 2018. Secara keseluruhan, Kemenpar hingga Jumat 31 Agustus berhasil menjual 421 paket wisata. Pada gelaran Asian Games 2018 Kemenpar bekerjasama dengan sejumlah agen wisata, turut ambil bagian mempromosikan destinasi wisata di Indonesia. Tujuannya untuk menarik wisatawan asing, khususnya para atlit yang telah tampil maksimal untuk mengharumkan negaranya. Asisten Deputi Pengembanga Pemasaran 1 Regional 2 Kemenpar Marni mengatakan Asian Games merupakan event besar, yang dihadiri 45 negara namun dipantau seluruh dunia. “Makanya kami bersama Asita dan Dinas Pariwisata provinsi menginisiasi untuk memperkenalkan destinasi wisata menarik yang ada di Indonesia melalui booth yang kami dirikan di Gelora Bung Karno," kata Marni Jumat (31/8).
Kemenpar mempromosikan tujuh provinsi dari 34 provinsi yang ada di Indonesia. “Hanya ada paket destinasi wisata yang kami promosikan. Pertimbangan kami itu ya venue yang berdekatan dengan Jakarta dan Palembang," sambungnya. Ketujuh provinsi tersebut adalah Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, dan daerah yang terkoneksi dengan Jakarta dan Palembang. Banyuwangi juga termasuk dalam tujuh paket destinasi dipromosikan. Startegi ini diambil untuk mengantisipasi jika ada atlet, official, atau penonton yang sudah kelelahan.
Meski demikian, bukan berarti industri travel yang bekerjasama dengan Kemenpar tidak memiliki paket wisata ke tempat lain. Marni menjelaskan industri pasti menyediakan jika ada yang meminta paket destinasi sesuai keinginan wisatawan. “Malah banyak saya kira," akunya.
Kemenpar memberi banyak fasilitas pada program ini. Selain sebagai fasilisator, Kemenpar juga tidak memungut biaya bagi industri yang terlibat. Industri hanya hanya menyediakan biaya transport dan makan karyawan yang menjaga booth yang hadir sejak 18 Agustus sampai penutupan 2 September. Kemenpar juga tidak mengintervensi harga paket destinasi yang ditawarkan industri. "Kalau harga yang menentukan mereka (industri). Kami tidak berperan ke arah sana sebab kami hanya fasilisator," jelasnya.
Sementara itu operator destinasi wisata Yogyakarta, Lea Riesjanti mengaku wisatawan lokal masih menjadi peminat terbesar pada program ini. Sebab, atlet maupun wisatawan asing yang menjadi target utama harus terbentur dengan padatnya jadwal pertandingan. Hal ini menjadi kendala sehingga minat wisatasan asing terbilang rendah.
Meski demikian Marni tidak kecewa. Dia optimistis akan ada saja paket destinasi yang dibeli wisatawan asing. "Memang pasti ada kendalanya tapi ada juga kok peminatnya yang asing. Ada beberapa paket yang terjual untuk asing kok. Karena kami pameran di Asian Games maka peminatnya dalam dan luar negeri ya," tegasnya.
Jika wisatawan asing tidak membeli setidaknya destinasi wisata di Indonesia sudah dikenal di mata Asia bahkan dunia. "Mereka ini seperti wisatawan dari China, Jepang, Korea Selatan wara wiri mengelilingi Gelora Bung Karno. Semisal mereka tidak beli paket destinasi yang jelas destinasi wisata kita mereka ketahui," katanya.