Asian Games dan Kunjungan Gempa Lombok Dongkrak Elektabilitas Jokowi
Penyelenggaraan Asian Games 2018 dan kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) setelah gempa bumi semakin meningkatkan elektabilitasnya. Hal ini terekam dalam hasil survei yang dirilis Lingkaran Survei (LSI) Denny JA, Kamis (27/9).
Peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa mengatakan terdapat 88,7 persen responden yang beranggapan Asian Games 2018 sukses. Hanya 2,7 persen responden yang menilai ajang olahraga internasional tersebut tak sukses, sementara 8,6 persen lainnya tidak menjawab.
(Baca juga: Survei Indikator: Belum Aman, Tren Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Turun)
Dari jumlah tersebut, 44,30 persen responden memandang Jokowi merupakan tokoh yang paling berperan dalam menyukseskan Asian Games. Posisinya kemudian diikuti Ketua Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee (INASGOC) Erick Thohir (20 persen), dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian (9,10 persen).
Ardian mengatakan Jokowi dianggap paling berperan lantaran membawa banyak medali emas bagi Indonesia. Tercatat, Indonesia berhasil mengumpulkan 38 medali selama ajang olahraga internasional lima tahun sekali itu.
Atas dasar itu, 36,40 persen responden menyatakan akan lebih mendukung Jokowi dalam pemilihan presiden tahun depan (Pilpres 2019). Sebanyak 41,80 persen menyatakan dukungan mereka sama saja, sementara 2,1 persen responden lebih tidak mendukung. “Kesuksesan penyelenggaraan Asian Games 2018 itu menambah sentimen positif kepada Jokowi,” kata Ardian di kantornya, Jakarta, Kamis, (27/9).
Terkait kunjungan kerja Jokowi ke Lombok pascagempa, 94,5 persen responden mengaku suka dengan tindakan Kepala Negara. Karenanya, 48,4 persen responden menyatakan akan lebih mendukung Jokowi karena kunjungan kerja tadi. (Baca juga: Survei: Jokowi-Ma'ruf Unggul Tipis di Antara Pengguna Media Sosial)
Sementara itu, 39 persen responden menyatakan dukungannya kepada Jokowi sama saja meski dia berkunjung ke Lombok. Hanya 1,6 persen yang mengatakan lebih tidak mendukung Jokowi akibat kunjungan tersebut. “Perhatian pada Lombok meningkatkan dukungan terhadap Jokowi,” ujar Ardian.
Hal berbeda terjadi saat Jokowi diterpa isu pelemahan mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Pasalnya, sebanyak 84,3 persen responden yang mengetahui isu tersebut tidak menyukai melemahnya mata uang Garuda. Hanya 8,2 persen responden mengaku suka, sementara 7,5 persen tidak menjawab.
Menurut Ardian, 83,8 persen responden mengaku khawatir dengan isu makro ekonomi ini. Hanya 11,6 persen dari mereka yang tak khawatir, sementara 4,6 persen tidak menjawab. (Baca pula: Elektabilitas Prabowo-Sandi di Pemilih Muslim Terdorong Ijtimak Ulama)
Dalam hal ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani dianggap paling berperan atas melemahnya rupiah. Jokowi menempati posisi kedua sosok yang paling berperan dengan persentase 29 persen diikuti oleh Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution sebesar 10,7 persen.
Akibat isu pelemahan rupiah, 20,9 persen responden menyatakan lebih tidak mendukung Jokowi. Dalam porsi lebih banyak, 50 persen, menyatakan dukungannya terhadap Jokowi sama saja, sementara 14,1 persen mengaku bakal lebih mendukung.
LSI Denny JA mengadakan survei pada 14-22 September 2018 dengan melibatkan 1.200 responden di seluruh Indonesia. Pemilihan responden dilakukan secara acak atau multistage random sampling dengan tingkat kesalahan alias margin of error sebesar +/- 2,9 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.