Kemendag Dorong Peningkatan Ekspor Produk Kerajinan ke Jepang
Pemerintah mendorong peningkatan ekspor produk kerajinan ke Jepang sebagai salah satu pasar potensial. Indonesia merupakan pemasok nomor tujuh produk kerajinan ke Negeri Matahari Terbit dengan nilai US$ 49,07 juta atau sekitar Rp 702 miliar pada 2018.
Kendati potensinya besar, banyak pelaku kerajinan yang kurang paham terhadap tren dan preferensi konsumen Jepang. "Pelaku usaha harus mendapatkan informasi mengenai selera konsumen dan kiat-kiat berbisnis dengan Jepang," kata Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor, Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan, Marolop Nainggolan dalam keterangan resminya, Jumat (5/4).
(Baca: RI Produsen Rotan, Jokowi Harap Penjualan Mebel Tembus 10% Tahun Ini)
Untuk memberikan informasi, pemerintah bekerja sama dengan Japan External Trade Organization (Jetro), Asosiasi Eksportir dan Produsen Kerajinan Indonesia (ASEPHI), serta Forum Meubel, Kerajinan, dan Seni (Formekers) Yogyakarta. Juga melibatkan pelaku usaha menggelar seminar bertema Penetrasi Produk Kerajinan Indonesia ke Pasar Jepang di Yogyakarta.
Dia menjelaskan, masyarakat Jepang memiliki keunikan dengan standar kualitas yang tinggi terhadap produk kerajinan. Sehingga perlu konsistensi kualitas dan produksi.
Namun demikian, produk Tanah Air memiliki keunggulan tersendiri dengan berlimpahnya bahan baku alami. Alhasil, harga produk kerajinan bisa bersaing di pasar internasional dengan desain produk yang kreatif serta bernilai seni tinggi.
Seminar kerajinan itu turut diikuti 70 peserta dari kalangan pelaku usaha usaha kecil menengah dan perusahaan asal Jepang yaitu Natural Bliss Inc. “Hadirnya buyer Jepang pada kegiatan ini diharapkan produsen kerajinan Yogyakarta dapat bermitra bisnis dengan Natural Bliss Inc milik Sugimoto,” tambah Marolop.
(Baca: Pengusaha Targetkan Ekspor Furnitur Tahun Ini Capai US$ 2 Miliar)
Perwakilan Natural Bliss Inc., Naohiko Sugimoto, membagikan informasi mengenai kiat menembus pasar dan melakukan kurasi produk kerajinan. Pola konsumsi masyarakat Jepang telah berubah dari konsumsi produk menjadi konsumsi pengalaman.
Menurutnya, konsumen Jepang memandang suatu produk memiliki konsep: “menyenangkan, mudah diingat, dan berarti”. Karenanya, cerita, foto, serta asal-usul suatu produk menjadi salah satu cara untuk menarik konsumen Jepang.
Sugimoto menambahkan, produk kerajinan mempunyai kriteria khusus yang harus diperhatikan. Misalnya, desain minimalis, warna natural, sederhana, berukuran tidak terlalu besar, bertekstur halus, tidak ada tambahan bahan kimia dan tidak berbau tajam, serta berkualitas.