Usung Konsep Grab and Go, Kopi Kenangan Jual 2 Juta Kopi per Bulan
Konsumen di perkotaan semakin menggemari sajian kopi di kafe yang mengusung konsep grab and go. Hal itu terlihat dari Kopi Kenangan yang mampu menjual 2 juta kopi per bulannya.
Dengan konsep ini, konsumen bisa memesan kopi melalui aplikasi dan mengambil pesanannya tanpa perlu mengantre. Model pelayanan seperti ini cocok untuk konsumen di perkotaan, yang sering menghadapi kemacetan.
Saat ini, Kopi Kenangan memiliki 131 gerai di beberapa kota besar Indonesia. “Kami melayai hampir 2 juta gelas kopi setiap bulannya,” kata CEO Kopi Kenangan Edward Tirtanata saat konferensi pers di Jakarta, Selasa (1/10).
Jumlah gerai Kopi Kenangan terus meningkat, dari hanya satu pada Desember 2017 menjadi 36 pada akhir tahun lalu. “Bulan ini ada sekitar 42 gerai lagi. Setiap bulannya bisa sampai 40,” kata dia. Perusahaan menargetkan bisa membuka 200-250 gerai hingga akhir tahun ini.
(Baca: Sequoia India Suntik Dana Rp 288 Miliar ke Kopi Kenangan)
Kopi Kenangan pun meluncurkan aplikasi pada April lalu. Dengan begitu, konsumen bisa memesan kopi tanpa perlu antre. Layanan seperti ini juga disediakan oleh pesaingnya, yakni Fore Coffee.
Banyaknya penikmat kopi, khususnya di kota besar, memang menjadi pasar potensial bagi pebisnis. Aplikasi menjadi strategi tersendiri untuk menggaet pasar tersebut.
Nielsen Singapura dalam laporannya menyebutkan, 95% dari 1.000 responden membeli makanan siap santap dalam tiga bulan terakhir. Dari jumlah tersebut, 58% di antaranya menggunakan layanan pesan-antar makanan via aplikasi.
Responden tersebut berusia 18-45 tahun, berdomisili di Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Surabaya, Balikpapan, Medan dan Makassar. Nielsen menyebutkan, ada banyak pekerja kantor yang memesan makanan melalui aplikasi. Mereka rela membayar lebih, supaya punya waktu lebih banyak.
(Baca: Strategi Bisnis Kopi Kenangan yang Menarik Hati Investor Asal India)
Berdasarkan riset Nielsen lainnya, konsumen Kopi Kenangan mulai dari milenial hingga berusia 50 tahun ke atas. Luasnya pasar Kopi Kenangan, kata dia, karena perusahaan menghadirkan produk dengan harga yang lebih murah dibanding pesaing.
"Harga kopi kelas premium di Indonesia bisa sampai Rp 40 ribu ke atas, kalau UMR berkisar Rp 4 juta kan tidak mungkin bisa mengkonsumsi setiap hari. Kalau kami kalkulasi, sebenarnya bisa saja dijual seharga Rp 18 ribu," kata dia.
Konsep grab and go lewat aplikasi dan harga yang kompetitif inilah yang menjadi strategi Kopi Kenangan untuk menggaet konsumen. Kopi Kenangan juga tidak membuka franchise, untuk mempertahankan kualitas produk.
Di satu sisi, Kopi Kenangan menghadapi tantangan dari sisi persediaan kopi. Perusahaan memperkirakan bisa menghabiskan 25 metrik ton biji kopi dan 15 metrik ton gula aren tahun ini. Kebutuhannya diproyeksi meningkat menjadi 4 ribu metrik ton biji kopi dan 2 ribu metrik ton gula aren per tahun pada 2021.
Untuk mengatasi persoalan itu, Kopi Kenangan turut mengembangkan petani kopi lokal. "Kami ada program komitmen yaitu pembelian konsisten pada petani, sehingga mereka tidak bingung mencari buyer. Kami juga memberikan satu juta bibit untuk petani kopi di Sumatera," kata COO Kopi Kenangan James Prananto.
(Baca: Kopi Kenangan Berencana IPO di 2021 dan Ekspansi Bisnis ke Luar Negeri)