Sugeng Suparwoto, Politisi Nasdem di Kursi Ketua Komisi VII DPR
Politisi dari Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Sugeng Suparwoto, diangkat menjadi Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Di komisi tersebut, ruang lingkup yang bakal ditangani Sugeng adalah bidang energi, riset, teknologi, dan lingkungan hidup.
Komisi VII DPR memiliki 15 lembaga sebagai mitra, yakni Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Badan Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, dan Badan Tenaga Nuklir (BATAN). Selain itu, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Berikut ini adalah profil singkat Sugeng Suparwoto. Sugeng lahir di Purworejo, 4 November 1962. Berdasarkan keterangan di situs dpr.go.id, ia adalah alumni Universitas Negeri Jakarta (UNJ, dulunya IKIP) angkatan 1984.
Sugeng aktif berorganisasi sejak menjadi mahasiswa, ia pernah menduduki beberapa jabatan penting, antara lain ketua Senat Mahasiswa UNJ 1986 dan ketua Presidium Badan Koordinasi Mahasiswa Jakarta periode 1988-1990. Di kurun waktu yang sama, Sugeng juga membentuk sebuah Lembaga Studi Pendidikan dan Kemanusiaan (LSPK) di kampusnya. Dua tahun berselang, ia mendirikan Yayasan Indonesia Baru (YIB).
(Baca: Dito Ganinduto, Pengusaha dan Politisi Senior Golkar Pimpin Komisi XI)
Karier di Metro TV dan Partai Nasdem
Sugeng dipercaya menjadi Editor Eksekutif di Metro TV sejak 2003 hingga 2011. Jabatannya ini membuatnya dekat dengan Surya Paloh. Bersama-sama, pada 2010 mereka mendirikan ormas Nasional Demokrat (Nasdem) yang dianggap sebagai cikal-bakal Partai Nasdem.
Setelah Partai Nasdem terbentuk, Sugeng menjabat sebagai Wakil Ketua Umum DPP Partai Nasdem hingga 2013. Pada periode 2013-2015, ia menjadi ketua Dewan Perwakilan Pusat (DPP) Nasdem bidang Organisasi, Keanggotaan, dan Kaderisasi.
(Baca: Pernah Diculik Saat Jadi Aktivis, Faisol Riza Kini Ketua Komisi VI DPR)
Ikut Mengelola Bisnis Surya Paloh
Kebersamaan Sugeng bersama Paloh tidak habis di bidang politik dan media saja, Sugeng juga ikut mengelola bisnis Paloh di bidang energi. Ia pernah menjadi direktur di PT Surya Energi Raya (PT SER). Jabatan ini dia emban selama 13 tahun, mulai dari 2005 hingga 2018. Perusahaan migas ini adalah investor minyak di Blok Cepu sejak 2010.
Penggarapan Blok Cepu ini dilakukan PT SER setelah mendapat pendanaan dari China Sonangol sebesar US$ 200 juta, sebagaimana dikutip Kontan.co.id. Namun, status kerja sama PT SER dengan Pemda Jatim tidak berjalan dengan mulus. Pasalnya, pembagian keuntungan sebesar 25% untuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) belum dicairkan hingga 2020, meski produksi puncak Blok Cepu sebesar 200 barel per hari sudah dicapai. Seperti ditulis Katadata.co.id, PT SER disinyalir berperan penting dalam perjanjian kerja sama impor minyak dari Angola (China Sonangol).
Sugeng juga tercatat pernah menjadi staf umum kementerian selama dua periode. Pada 2014 hingga 2016, Surya menjadi staf umum Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB). Berikutnya pada 2016 hingga 2018, Sugeng ditugaskan menjadi staf khusus Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
(Baca: Meutya Hafid, Jurnalis Gigih yang Menjadi Ketua Komisi I DPR RI )
Penulis: Amelia Yesidora