Raup Laba Rp 10,8 T, Kinerja Kuartal III PLN Tertolong Dana Pemerintah
Perusahaan Listrik Negara (Persero) alias PLN hingga triwulan III 2019 berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 10,84 triliun. Kinerja PLN lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 18,48 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis melalui keterbukaan informasi, membaiknya kinerja PLN pada periode ini karena pemerintah telah membayarkan kompensasi di luar subsidi listrik sebesar Rp 19,74 triliun. Sementara, tahun lalu, perusahaan listrik pelat merah ini tidak mendapatkan kompensasi tersebut alias nihil.
Pemerintah memberikan kompensasi atas penggantian biaya pokok penyediaan (BPP) tenaga listrik beberapa golongan pelanggan yang tarif penjualan tenaga listriknya lebih rendah dari BPP.
(Baca: Korupsi PLN Batubara, Kejaksaan Sita Uang Rp 477 Miliar )
Selain itu, hingga September 2019, pemerintah juga menambahkan subsidi listrik yang jumlahnya mencapai Rp 40,64 triliun. Subsidi listrik yang diperoleh PLN tahun ini 2,17% lebih besar dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp 39,77 triliun.
Dengan demikian, pada triwulan III 2019, laba usaha PLN setelah mendapatkan suntikan subsidi tersebut menjadi Rp 37,77 triliun, atau melonjak 126,30% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai Rp 16,69 triliun.
Sebenarnya, tanpa suntikan subsidi kinerja PLN periode ini masih lebih baik dibandingkan setahun sebelumnya. Tanpa memperhitungkan pembayaran subsidi dan kompensasi dari pemerintah, PLN membukukan rugi usaha sebesar Rp 22,60 triliun, atau sedikit lebih rendah dibandingkan rugi usaha periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 23,08 triliun.
(Baca: PLN Utang ke 8 Bank Asing Rp 14 Triliun untuk Proyek Listrik 35 GW)
Kinerja positif PLN juga didorong oleh keuntungan dari nilai tukar mata uang asing yang mencapai Rp 4,37 triliun, dibandingkan tahun lalu yang mencatatkan rugi sebesar Rp 17,32 triliun akibat nilai tukar. Serta penjualan listrik kepada masyarakat yang meningkat.
Penjualan listrik hingga September 2019 tercatat mencapai Rp 189,23 triliun, tumbuh 4,27% secara tahunan dari Rp 181,47 triliun. Dengan naiknya penjualan listrik, pendapatan usaha ikut tumbuh sebesar 4,17% menjadi Rp 209,29 triliun, dari Rp 200,91 triliun.
Adapun total aset per September 2019 tercatat mencapai Rp 1.549 triliun, naik dibandingkan dengan posisi pada akhir tahun lalu yang senilai Rp 1.492,49 triliun. Sementara jumlah liabilitas perusahaan juga tercatat naik menjadi Rp 615,10 triliun dari Rp 565,07 triliun.
(Baca: Investasi Sektor Listrik Capai Rp 116 Triliun Hingga Kuartal III 2019)