Pemerintah Siapkan Program Pendidikan Doktoral di AS bagi Periset
Pemerintah tengah menyiapkan program untuk para periset Tanah Air agar bisa mengenyam pendidikan doktoral di Amerika Serikat (AS). Hal itu dilakukan guna memenuhi kebutuhan tenaga ahli akademik di dalam negeri.
Selain itu, program ini disiapkan untuk memenuhi kebutuhan kompetensi industri lokal untuk bisa berdaya saing. Sebab, bidang riset di Indonesia masih tertinggal dibanding India dan Tiongkok.
“Saya sedang menggagas bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) untuk buka jalur cepat PhD ke Amerika Serikat, untuk universitas top dunia dengan cara shortcut,” kata Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dalam acara CEO Talks di Raffles Hotel, Jakarta, Selasa (26/11).
(Baca: JK Usul Rekrut Tenaga Asing di Kampus Bertahap, Tak Langsung Rektor)
Moeldoko menyatakan, program ini nantinya akan merekrut 100-200 periset. Mereka akan diasramakan dan diberi pembekalan selama dua tahun di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek). Selama proses pembekalan berlangsung, mereka juga akan dipandu oleh profesor dari AS.
Setelah itu, para periset akan diberangkatkan ke University of Chicago atau universitas bergensi lainnya di AS. “Nanti dua tahun selesai. Program ini terus berjalan berturut-turut,” kata Moeldoko.
(Baca: Dorong Inovasi Pendidikan, Menteri Nadiem Bakal Pangkas Regulasi)
Adapun program ini bakal difokuskan untuk empat bidang. Salah satunya yakni ilmu komputer dan teknologi informasi.
Moeldoko menyatakan, program tersebut sebenarnya telah dirancang sejak Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi M Nasir dan sudah disetujui oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Namun rupanya, program ini bakal dimulai pada 2020. Program pendidikan doktoral bagi periset ini akan bekerja sama dengan Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan.
“Sudah kami putuskan pembiayaan nanti diambil dari LPDP. Jadi tidak ada masalah. Menkeu juga sudah setuju, Presiden maunya segera dilaksanakan,” kata Moeldoko.