Rampung Jalani Uji Senjata, KRI I Gusti Ngurah Rai Siap Bertugas
Damen Shipyards mengumumkan telah selesai melakukan pemasangan dan pengujian sistem senjata pada fregat Indonesia jenis SIGMA-10514 Perusak Kawal Rudal (PKR), Kapal Republik Indonesia (KRI) I Gusti Ngurah Rai.
Mengutip Defense World, Kamis (19/3), SIGMA-10514 disebut sebagai fregat yang dirancang sebagai anti-ship warfare (AShW), anti-submarine warfare (ASW) dan anti-air warfare (AAW), membuatnya menjadi kapal perang yang mampu mengatasi ancaman dari segala medan.
KRI I Gusti Ngurah Rai merupakan fregat SIGMA-10514 kedua yang diterima Indonesia, setelah KRI Raden Eddy Martadinata. Kedua kapal ini merupakan bagian dari kesepakatan yang ditandatangani oleh pemerintah dan Damen Shipyard, Desember 2012 silam.
Kala itu, pemerintah dan Damen Shipyad menandatangani kontrak pembuatan kapal fregat jenis SIGMA-10514 dengan nilai masing-masing sebesar US$ 220 juta, termasuk di dalamnya transfer teknologi dan pelatihan kru. Pembuatannya sebagian besar dikerjakan oleh Damen Shipyad, kemudian diteruskan di galangan kapal PT PAL.
Dalam keterangan resmi, Rabu (18/3), Managing Director Damen Shipyard Hein van Ameijden menyebut, proses produksi dua kapal ini menggunakan metode modular, yang beroperasi secara simultan di galangan Damen Shipyadr di Belanda, kemudian diteruskan di galangan kapal negara pemesan.
(Baca: Pemerintah Berencana Bangun Pangkalan Militer di Natuna)
"Fase terakhir diselesaikan tanggal 21 Februari 2020, diikuti uji coba pelayaran dan sea acceptance test (SAT). Tujuannya adalah, untuk menunjukkan bahwa instalasi di seluruh rantai sistem senjata memenuhi efisiensi dan akurasi yang diinginkan," ujar Ameijden dalam keterangan resmi, Rabu (18/3).
Pembuatan KRI I Gusti Ngurah Rai membutuhkan waktu empat tahun dan telah diserahkan ke Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI-AL) pada November 2017, namun pemasangan sistem senjata dan pertahanan membutuhkan sekitar dua tahun, hingga Desember 2019.
Setidaknya ada lima sistem persenjataan tingkat tinggi yang melengkapi KRI I Gusti Ngurah Rai, yakni VL-MICA untuk pertahanan udara. Kemudian, Exocet untuk menyerang jarak jauh, sistem torpedo untuk mengantisipasi serangan kapal selam dan 35 mm rapid-fire cannon untuk merespon serangan udara dan laut.
Selain itu, kapal fregat ini juga dilengkapi dengan sistem elektromagnetik, yang mampu mengacaukan serangan musuh. Plus, modifikasi pada sistem operasional, sehingga KRI I Gusti Ngurah Rai mampu melakukan seluruh sistem persenjataan yang dipasang.
Kehadiran KRI I Gusti Ngurah Rai diharapkan mampu menambah kekuatan tempur TNI-AL, serta mampu mengcover pengawasan wilayah laut Indonesia yang luas.
Hal ini dimungkinkan, karena selain sistem persenjataan tingkat tinggi, fregat ini juga memiliki daya jelajah 5.000 Nautical Mile (NM) atau 9.260 Kilometer (Km).
(Baca: Jokowi Siapkan Aturan, Bakamla Akan Jadi Lembaga Paling Sakti di Laut )