Pipa Duri-Dumai Alirkan Gas, Biaya Bahan Bakar Kilang Dumai Hemat 40%
Pertamina Gas atau Pertagas mulai mengalirkan gas ke kilang Pertamina Refinery Unit II Dumai, melalui pipa gas Duri-Dumai. Pasokan gas tersebut diprediksi mampu menghemat biaya bahan bakar kilang Dumai sebesar 40%.
Corporate Secretary Pertagas Fitri Erika menyatakan penyaluran gas mulai dilakukan pada 14 April 2019. Sementara ini, gas yang dialirkan sebesar 22,7 MMSCFD. “Ke depan, ram up ke 57 MMSCFD dan maksimal di 170 MMSCFD," kata dia seperti dikutip dari siaran pers, Rabu (23/4).
Sebelumnya, pipa gas Duri-Dumai sudah mengalirkan gas ke konsumen Perusahaan Gas Negara (PGN) sejak 24 November 2018 lalu. Adapun pipa transmisi Duri-Dumai dibangun sejak 2017 lalu dan merupakan pipa transmisi open access.
(Baca: Sinergi BUMN, PTPN III dan RNI Bakal Pasok Minyak Sawit ke Pertamina)
Pasokan gas yang mengalir melalui pipa ini berasal dari Blok Bentu yang dioperasikan oleh Energi Mega Persada, Blok Corridor yang dioperasikan oleh ConocoPhillips, dan Blok Jambi Merang yang dioperasikan oleh Pertamina.
Pipa transmisi gas Duri-Dumai merupakan proyek kerja sama operasi antara Pertagas dan PGN. Pipa dengan kapasitas alir 268 MMSCFD ini memiliki diameter 24 inchi.
Konstruksi dilakukan dalam dua tahap. Tahap I, dari Stasiun Duri ke Line Break Control Valve (LBCV) 4, dan tahap II dari LBCV 4 ke Refinery Unit II Dumai.
Efisiensi Biaya Bahan Bakar Kilang Dumai
Unit Manager Communication Relations and CSR Refinery Unit II Dumai Muslim Dharmawan menyatakan penyaluran gas ini menjadi solusi untuk meningkatkan efisiensi kilang, khususnya pada aspek pemenuhan bahan bakar untuk operasional kilang.
Sebelumnya, bahan bakar untuk operasional kilang Dumai menggunakan fuel oil, naptha dan fuel gas yang diproduksi internal. “Pemanfaatan gas eksternal ini merupakan salah satu strategic initiatives Refinery Unit II untuk meningkatkan Gross Refinery Margin yang sejalan dengan estimasi 40% penghematan fuel cost,” kata dia.
(Baca: PLN Pasok Listrik, Biaya Operasi Kilang Dumai Hemat 25%)
Terdapat beberapa penyesuaian terhadap kilang Dumai sebelum siap menggunakan bahan bakar baru. Pada fase pertama, Refinery Unit II mengembangkan Press Reducing System untuk mulai mengalirkan gas eksternal ke kilang sehingga tekanan dapat diturunkan dari 25 kg/cm2g menjadi 6 kg/cm2g dan dapat menyesuaikan sistem fuel gas eksisting yang beroperasi pada 3,5 kg/cm2g.
Fase kedua, pembangunan gas treating untuk menyesuaikan kandungan gas dengan sistem fuel gas yang sudah ada. “Pada 14 April, mulai dijalankan gas in dari Pertagas yang secara bertahap akan mulai disalurkan sebagai fuel ke seluruh unit di kilang Refinery Unit II Dumai," ujarnya.