Malaysia Kucurkan Bansos, Pangkas Harga BBM untuk Bantu Daya Beli


Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengumumkan kebijakan baru untuk mengatasi keresahan publik yang semakin meningkat terkait meningkatnya biaya hidup, Rabu (23/7). Kebijakan ini termasuk pemberian bantuan uang tunai untuk semua warga negara dewasa dan janji untuk menurunkan harga bahan bakar.
Pernyataan Anwar dalam sebuah siaran televisi muncul menjelang protes yang direncanakan akan diadakan di Kuala Lumpur, pada Sabtu (26/7). Unjuk rasa itu bertujuan untuk memaksa Anwar mundur karena kenaikan harga-harga dan kegagalannya untuk melaksanakan reformasi yang dijanjikan.
Pemerintahan Anwar telah melakukan sejumlah langkah untuk meningkatkan pendapatan dan produktivitas tahun ini, termasuk kenaikan upah minimum, kenaikan tarif listrik untuk pengguna daya besar, serta perluasan pajak penjualan dan jasa.
Anwar mengatakan langkah-langkah ini terutama ditargetkan pada bisnis-bisnis besar dan orang-orang kaya. Namun, para kritikus telah menyuarakan kekhawatiran mengenai biaya-biaya yang lebih tinggi, yang pada akhirnya akan dibebankan pada konsumen, termasuk masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah.
Anwar mengatakan semua orang Malaysia yang berusia di atas 18 tahun akan menerima bantuan tunai 100 ringgit (Rp 385.334 dengan kurs Rp 3.853) dalam bentuk bantuan tunai satu kali. Bantuan itu akan dicairkan mulai 31 Agustus 2025.
Pemerintah akan menghabiskan total 15 miliar ringgit atau Rp 57,8 triliun dalam bentuk bantuan tunai pada tahun 2025, naik dari 13 miliar ringgit atau Rp 50,09 triliun yang awalnya dialokasikan untuk tahun ini.
Polisi Malaysia memperkirakan antara 10.000 hingga 15.000 orang akan menghadiri demonstrasi pada hari Sabtu (26/7), yang diselenggarakan oleh partai-partai oposisi.
“Saya mengakui adanya keluhan-keluhan dan menerima biaya hidup masih menjadi tantangan yang harus diatasi, meskipun kami telah mengumumkan berbagai langkah sejauh ini,” ujar Anwar, seperti dikutip Reuters.
Ia mengatakan pemerintah akan memberikan lebih banyak lagi inisiatif untuk membantu masyarakat yang berada dalam kemiskinan. Kebijakan tersebut akan diluncurkan pada hari Kamis (24/7).
Pangkas Harga BBM
Anwar mengatakan pemerintah juga akan mengumumkan rincian rencana yang telah lama ditunggu-tunggu untuk menyesuaikan subsidi menyeluruh pada bahan bakar transportasi RON95 yang banyak digunakan sebelum akhir September.
"Setelah perubahan subsidi ini diterapkan, masyarakat Malaysia akan melihat harga bahan bakar di pompa bensin turun menjadi 1,99 ringgit (Rp 7.668) per liter, dibandingkan dengan harga saat ini 2,05 ringgit (Rp 7.899) per liter," kata Anwar.
Namun, warga negara asing (WNA) harus membayar harga pasar yang tidak disubsidi untuk bahan bakar. Anwar tidak memberikan rincian tentang bagaimana langkah ini akan diberlakukan.
Para analis mengatakan perubahan pada skema rasionalisasi subsidi bahan bakar - yang awalnya ditetapkan untuk pertengahan 2025 dan bertujuan untuk juga menghapus subsidi untuk orang kaya - dapat mempengaruhi rencana konsolidasi fiskal Malaysia.
Ekonom Kenanga Investment Bank Muhammad Saifuddin Sapuan mengatakan bantuan tunai dan langkah-langkah subsidi diperlukan untuk mendorong permintaan domestik, di tengah-tengah tantangan eksternal yang timbul dari ketidakpastian global yang sedang berlangsung.
“Namun demikian, hal ini memerlukan biaya, terutama bagaimana pemerintah akan membiayainya, dan kemungkinan akan memberikan tekanan pada target fiskal,” katanya.
Kathleen Chen, dari tim Sovereigns Fitch Ratings, mengatakan penundaan lebih lanjut atau kemajuan yang tidak memadai dalam rasionalisasi subsidi dapat membahayakan tujuan pemerintah untuk mengurangi defisit anggaran menjadi 3% pada tahun 2028.
Fitch memperkirakan utang pemerintah Malaysia secara umum akan tetap tinggi, sekitar 76,5% dari PDB di tahun 2025, dengan hanya penurunan bertahap dalam jangka menengah.