Uganda–Indonesia Business Forum Gali Potensi Pariwisata hingga Perdagangan

Anshar Dwi Wibowo
Oleh Anshar Dwi Wibowo - Tim Publikasi Katadata
14 Juli 2025, 11:41
Uganda–Indonesia Business Forum
Dok Istimewa
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Sebuah tonggak penting dicapai dalam penguatan hubungan bilateral melalui Uganda–Indonesia Business Forum yang diselenggarakan di Park Hyatt Jakarta. 

Forum ini menunjukkan Uganda sebagai pintu gerbang strategis bagi pasar Asia Tenggara dalam sektor-sektor utama seperti pariwisata, mineral, perdagangan, minyak dan gas, serta inovasi digital. 

Acara ini mempertemukan pejabat pemerintah, pemimpin bisnis, dan investor dari kedua negara untuk membuka kolaborasi jangka panjang yang berkelanjutan. 

Keterlibatan Uganda dengan negara-negara Asia semakin erat di mana investasi menjadi pilar utama dalam memperkuat kerja sama bilateral. 

Keselarasan visi antara Uganda dan Indonesia mencerminkan komitmen bersama terhadap pertumbuhan inklusif, pembangunan berkelanjutan, dan konektivitas kawasan. 

“Forum atau expo bisnis ini merupakan acara yang sangat spesial dan unik. Tujuannya tidak hanya untuk meningkatkan perdagangan internasional kita, tetapi juga mempererat hubungan internasional,” ujar Dyah Roro Esti Widya Putri, Wakil Menteri Perdagangan Republik Indonesia, dikutip dari keterangan tertulis, Senin (14/7). 

Melanjutkan momentum ini, perdagangan antara kedua negara telah menunjukkan perkembangan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. 

“Total nilai perdagangan antara Indonesia dan Uganda secara umum menunjukkan tren peningkatan dari tahun 2020 hingga 2024. Terjadi peningkatan sebesar 47,25%, dari US$8,9 juta menjadi US$52,8 juta pada periode Januari hingga April 2025,” tambahnya. 

Duta Besar Uganda untuk Malaysia, Dr. Betty Oyella Bigombe, menekankan kesiapan Uganda untuk bermitra dengan pihak internasional, khususnya dari Indonesia. 

“Forum Bisnis ini menandai era baru kerja sama bilateral yang ditandai dengan keselarasan strategis, pertumbuhan ekonomi bersama, dan kemitraan yang juga mencakup inovasi, keberlanjutan, dan pembangunan yang inklusif,” ujar Duta Besar Bigombe. 

Ia menambahkan, Uganda berkomitmen untuk meningkatkan ekspornya ke Indonesia, khususnya produk pertanian, mineral, makanan halal, dan komponen energi hijau. 

“Kami mendorong pelaku usaha Indonesia untuk mempertimbangkan Uganda sebagai pusat produksi dan ekspor strategis ke seluruh kawasan Afrika,” tambahnya. 

Forum ini mencakup presentasi sektor unggulan, sesi jejaring bisnis yang terkurasi, dan dialog antara sektor publik dan swasta untuk mengatasi hambatan perdagangan dan mempercepat kemitraan strategis. 

Dengan kekayaan sumber daya alam, populasi muda yang dinamis, dan infrastruktur digital yang berkembang, Uganda menjadi lahan subur bagi investasi berkelanjutan. 

Potensi Kerja Sama dengan Uganda

Komitmen Uganda terhadap integrasi regional dan kemajuan ekonomi tercermin dari perannya yang aktif dalam blok-blok perdagangan utama seperti East African Community (EAC), COMESA, dan African Continental Free Trade Area (AfCFTA). 

Dengan populasi lebih dari 48 juta jiwa dan akses ke pasar regional yang mencakup lebih dari 300 juta orang, Uganda menawarkan skala dan posisi strategis bagi investor yang mencari pertumbuhan jangka panjang di kawasan Afrika Timur. 

Investor Indonesia memiliki peluang besar untuk berkontribusi dan meraih manfaat di berbagai sektor, antara lain layanan digital dan TIK (seperti pusat BPO, akademi coding, dan pengembangan aplikasi), agribisnis dan budidaya padi untuk mendukung ketahanan pangan Uganda, serta industri tekstil dan garmen yang mengandalkan tenaga kerja efisien untuk pasar ekspor. 

Selain itu, pengembangan infrastruktur pariwisata dan perhotelan seperti eco-lodge dan resort, serta pelatihan layanan terpadu menjadi area yang sangat potensial. 

Sektor pertambangan juga terbuka luas, termasuk eksplorasi dan pengolahan mineral serta infrastruktur migas yang menjadi bagian penting dari strategi jangka panjang ekonomi Uganda. 

Di bidang perdagangan, Uganda membuka peluang untuk pengembangan pusat logistik, kemitraan ekspor-impor, dan rantai pasok bersertifikasi halal. 

Hubungan perdagangan antara Uganda dan Indonesia juga menunjukkan komplementaritas yang kuat. Pada tahun 2024, Uganda mengekspor barang senilai US$47,1 juta ke Indonesia, didominasi oleh kakao dan produk kulit. 

Sementara itu, Indonesia mengekspor produk senilai US$97,7 juta ke Uganda, termasuk baja, perekat, mesin, dan kaca. 

Pariwisata juga menjadi pilar utama dalam hubungan ini. Dalam forum ini, Uganda menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan ASITA (Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies) untuk mendukung pengembangan infrastruktur pariwisata di Uganda. 

Perjanjian ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan pengenalan yang disponsori oleh pemerintah Uganda pada November 2024, di mana operator tur ASITA diundang ke Uganda untuk melihat langsung potensi pariwisata dan mengevaluasi peluang investasi di sektor perhotelan dan infrastruktur. 

Uganda juga merupakan anggota dari Organisasi Kerja Sama Islam (OIC) dan tengah memperkuat partisipasinya di pasar halal global. Uganda menyadari pentingnya pengembangan logistik halal, rantai pasok yang memastikan penanganan, penyimpanan, dan transportasi produk halal sesuai prinsip syariah. 

Indonesia, sebagai salah satu ekonomi halal terbesar di dunia dan anggota kunci OIC, berada dalam posisi ideal untuk mendukung Uganda melalui pelatihan, asistensi teknis, dan transfer pengetahuan. 

Uganda menawarkan iklim investasi yang kompetitif. Pemerintah Uganda memberikan beberapa insentif kepada investor seperti bebas pajak selama 10 tahun, tidak ada batasan untuk investasi ulang ke Uganda, serta hak repatriasi penuh atas keuntungan investor asing. 

Uganda juga telah membebaskan pajak penghasilan selama 3 tahun untuk usaha milik warga Uganda yang baru berdiri, efektif mulai 1 Juli 2025 lalu, guna mendorong kewirausahaan lokal. Selain itu, investor juga dibebaskan dari bea impor untuk mesin dan peralatan produksi. Uganda juga memberikan 100% kepemilikan perusahaan asing.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...