Pendiri Alibaba Donasikan Masker & Alat Tes Corona ke Eropa dan AS
Pendiri Alibaba Jack Ma mendonasikan 2 juta masker medis untuk wilayah yang terdampak krisis virus corona di seluruh Eropa. Selain itu, miliader asal Tiongkok itu juga menyumbangkan 500 ribu alat tes virus Covid-19 dan 1 juta masker medis ke Amerika Serikat (AS).
Sebuah pesawat kargo yang memuat 500 ribu masker dan perlengkapan medis lainnya seperti test kit mendarat di Bandara Liege, Belgia, negara yang disasar pertama didistribusikan Jack Ma di Eropa pada Jumat (13/3) malam.
"Selanjutnya, masker dan perlengkapan medis tersebut akan dikirim ke Italia," sebut pernyataan dari yayasan Alibaba dan Jack Ma, dikutip dari Reuters, Sabtu (14/3).
(Baca: 5 Cara Alibaba Antisipasi Dampak Virus Corona ke Transaksi E-Commerce)
Penerbangan selanjutnya dijadwalkan tiba dalam beberapa hari mendatang ke bandara tersebut, yang ditetapkan untuk menjadi pusat utama pengiriman Alibaba di Eropa untuk pengiriman e-commerce.
Di samping itu, South China Morning Post pada Sabtu (14/3) melaporkan bahwa Jack Ma juga akan menyumbangkan 500 ribu alat uji virus corona dan 1 juta masker medis ke AS.
Yayasan amal Jack Ma dan yayasan perusahaan yang berbasis di Tiongkok, Alibaba Foundation, juga telah memasok dan menyumbangkan pasokan perlengkapan medis ini ke negara-negara lain yang terkena virus corona, termasuk Jepang, Korea, Italia, Iran, dan Spanyol.
(Baca: Jack Ma & Bill Gates Sumbang Jutaan Dolar untuk Tangani Virus Corona)
Adapun donasi perlengkapan medis itu datang di tengah penundaan pengujian virus corona di seluruh AS karena kekurangan alat-alat laboratorium. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa sebenarnya jumlah warga AS yang terinfeksi Covid-19 jauh lebih banyak dibanding perhitungan otoritas kesehatan di sana.
Bantuan dari Jack Ma datang setelah AS dan sekutunya menyalahkan Tiongkok atas penyebaran virus ini. Beberapa pejabat AS bahkan menyebut Covid-19 sebagai 'virus Wuhan', kota yang menjadi wilayah pertama penularan virus tersebut.
Penasihat Keamanan Nasional AS Robert O'Brien pun menuduh Tiongkok menutupi krisis kesehatan ini, sedangkan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyebut wabah itu sebagai 'coronavirus Wuhan'.
(Baca: Xiaomi dan Ratusan Perusahaan Tiongkok Cari Pinjaman Efek Virus Corona)