Prabowo akan Bangun Rel Kereta Api Baru di Kalimantan dan Papua, Butuh Rp 853 T

Andi M. Arief
31 Juli 2025, 18:08
Pekerja melakukan perawatan rel Kereta Api (KA) di Madiun, Jawa Timur, Kamis (19/12/2019).
ANTARA FOTO/Siswowidodo
Pekerja melakukan perawatan rel Kereta Api (KA) di Madiun, Jawa Timur, Kamis (19/12/2019).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Kementerian Perhubungan berencana mengincar pendanaan pembangunan rel kereta api senilai Rp 853 triliun dari pihak swasta hingga 2030. Dana tersebut akan menambah jalur kereta dari saat ini sepanjang 6.461 kilometer menjadi 10.524 kilometer.

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, Arif Anwar, mengatakan target investasi tersebut dibutuhkan lantaran kontribusi anggaran negara dalam pengembangan jalur kereta api akan minimal. Menurutnya, kebijakan tersebut adalah kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang akhirnya membuat total investasi perkeretaapian mencapai Rp 170,6 triliun per tahun pada 2026-2030.

"Kami memutuskan pendanaan kreatif yang kami gunakan adalah investasi murni dengan skema pengembalian investasi seperti konsesi. Ini jadi hal utama dalam pengmbangan infrastruktur perkeretaapian dalam pemerintahan ini," kata Arif di kantornya, Kamis (31/7).

Arif menjelaskan skema pendanaan infrastruktur kereta api hingga 2030 adalah kerja sama pemerintah dan badan usaha. Pemerintah tidak akan menggunakan skema pengembalian investasi berupa pembayaran ketersediaan layanan atau Availability Payment.

Dia mengatakan dana segar tersebut akan digunakan untuk membangun lintasan kereta baru di Pulau Kalimantan sepanjang 1.200 kilometer dan Papua sekitar 100 kilometer. Adapun, lintasan kereta di Pulau Sulawesi akan ditambah dari 71 km pada tahun ini menjadi 734 km.

Selain itu, investasi swasta direncanakan menambah jalur kereta api d Sumatera dari 1.854 kilometer saat ini menjadi 2.900 km. Terakhir, dana tersebut akan menambah jaringan kereta api di Pulau Jawa, Madura, dan Bali menjadi 5.590 km.

"Kemudian kami akna mengmbangkan jalur ganda dan elektrifikasi di Pulau Jawa ditambah pengoperasian kereta cepat di Pulau Jawa," ujarnya.

Arief menunjukkan penambahan lintasan tersebut harus diiringi dengan peningkatan sarana kereta api. Target investasi tersebut sudah termasuk penambahan sarana kereta api menjadi 5.314 lokomotif dan 62.542 gerbong kereta.

Secara rinci, Arif menyampaikan jumlah lokomotif kereta penumpang harus mencapai 2.839 unit dengan 34.178 gerbong kereta pada 2030. Sebab target kontribusi penumpang kereta api naik dari 4% pada saat ini menjadi hingga 9% pada 2030.

Sementara itu, jumlah lokomotif kereta barang harus mencapai 2.475 unit dengan 28.364 gerbong kereta. Arief menghitung sarana tersebut dapat menggenjot kontribusi transportasi barang dengan kereta dari 1,1% menjadi hingga 13%.

"Ini adalah rencana indusk pemerintah hingga 2030 yang targetnya cukup banyak. Jadi, dibutuhkan investor swasta dalam hal ini," katanya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Andi M. Arief

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...