Investasi Kuartal II 2025 Naik 11% Jadi Rp 477 Triliun, Ini Lima Sektor Terbesar


Kementerian Investasi dan Hilirisasi mencatat realisasi investasi semester I 2025 mencapai Rp 477 triliun, naik 11% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya tercatat memiliki investasi tertinggi sebesar Rp 67 triliun.
Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Roeslani, mengatakan investasi tersebut didominasi penananaman modal dalam negeri (PMA) sebesar Rp 57,7 persen atau Rp 275,5 triliun. Investasi baru 50,3% berada di luar Jawa Rp 240,2 triliun.
"Ini yang paling penting, investasi bisa kuartal II bisa menyerap 665.764 tenaga kerja," kata Rosan saat konferensi pers di Jakarta, Selasa (29/7).
Adapun sektor dengan investasi terbesar meliputi:
1. Industri Logam Dasar, Barang Logam, bukan mesin dan peralatannya Rp 67,1 Triliun (14,1%
2.Pertambangan Rp 53,6 Triliun (11,2%)
3. Jasa Lainnya Rp 44,8 Triliun (9,4%)
4. Transportasi, Gudang, dan Telekomunikasi Rp 44,2 Triliun (9,3%)
5. Perdagangan dan Reparasi Rp 40,0 Triliun (8,4%).
Investasi Semester I 2025
Kementerian Investasi dan Hilirisasi mencatat realisasi investasi semester I 2025 mencapai Rp 942,9 triliun, naik 13,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan investasi paruh pertama tahun ini dipengaruhi oleh investasi senilai Rp 477,7 triliun pada kuartal II 2025, atau naik 11 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
"Investasi semester I 2025 tersebut tercatat menyerap 1,25 juta tenaga kerja pada paruh pertama tahun ini," kata Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Roeslani, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (29/7).
Capaian realisasi investasi tersebut masih di bawah 50% dari target yang ditetapkan Presiden Prabowo. Untuk diketahui, Presiden Prabowo Subianto menargetkan total investasi baru tahun ini mencapai Rp 1.905,6 triliun. Angka tersebut naik 15,49% dari target pemerintahan sebelumnya senilai Rp 1.650 triliun.
Adapun investasi dari dalam negeri mendominasi sebesar 54,1% atau senilai Rp 510,3 triliun.
Investasi di luar Pulau Jawa masih lebih besar atau senilai Rp 476 triliun. Namun, empat dari lima provinsi dengan penanaman modal terbesar selama Januari-Juni 2025 tetap di Pulau Jawa, yakni Jawa Barat senilai Rp 141 triliun, Jakarta senilai Rp 140,8 triliun, Jawa Timur senilai Rp 74,7 triliun, dan Banten senilai 60,7 triliun.
Provinsi di luar Pulau Jawa dengan nilai investasi tertinggi pada semester pertama tahun ini adalah Sulawesi Tengah senilai Rp 64,2 triliun. Provinsi tersebut juga menduduki peringkat kedua jika dari sisi investasi asing, yakni hingga US$ 3,7 miliar.
Pemerintah mendata sebagian besar atau 45,4% investasi pada Januari-Juni 2025 masih ada di sektor jasa. Setidaknya ada tiga sektor industri dengan penanaman modal lebih dari Rp 100 triliun pada periode tersebut, yakni:
- Industri logam dasar, barang logam, bukan mesin, dan peralatannya: Rp 134,4 triliun
- Transportasi, gudang, dan telekomunikasi: Rp 110,7 triliun
- Pertambangan: Rp 102,2 triliun.
Secara rinci, investasi terbesar pada Januari-Juni 2025 berasal dari luar negeri ke sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin, dan peralatannya senilai US$ 7,3 miliar atau hampir Rp 120 triliun. Adapun investasi lokal paling banyak tertanam di sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi senilai Rp 83,6 triliun.
Singapura masih menduduki peringkat pertama sebagai asal investasi asing tertinggi pada Januari-Juni 2025 senilai US$ 8,8 miliar. Capaian tersebut diikuti Hongkong senilai US$ 4,6 miliar dan Cina senilai US$ 3,6 miliar.
Malaysia tercatat menjadi satu-satunya negara anggota Asean dalam peringkat lima besar investasi tertinggi, yakni US$ 1,7 miliar. Angka tersebut diikuti Jepang senilai US$ 1,6 miliar.