Mentan Amran Pastikan Impor Pertanian dari AS Tak Ganggu Ketahanan Pangan


Menteri Pertanian Amran Sulaiman memastikan komitmen impor produk pertanian dari Amerika Serikat senilai US$ 4,5 miliar per tahun tidak akan mengganggu program ketahanan pangan nasional. Ia menegaskan, setiap kegiatan impor tetap harus melewati persetujuan teknis dari Kementerian Pertanian.
“Kalau ketersediaan jagung di dalam negeri cukup dari produksi lokal, tidak akan ada impor jagung. Karena impor jagung dari Amerika Serikat tetap memerlukan rekomendasi dari Kementerian Pertanian,” kata Amran di Gedung Radio Republik Indonesia, Kamis (17/7).
Komitmen impor ini merupakan bagian dari hasil negosiasi perdagangan yang menurunkan tarif produk asal Indonesia di AS menjadi 19%. Beberapa produk pertanian yang masuk dalam komitmen tersebut antara lain jagung, kedelai, kapas, dan susu sapi.
Sementara itu, pemerintah berencana tidak mengimpor sejumlah komoditas pangan pada 2025, termasuk beras, jagung, gula, dan garam konsumsi.
Kebijakan tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas) kepada Presiden Prabowo Subianto dalam rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (30/12).
Zulhas optimistis produksi gabah akan meningkat di awal 2025. Ia memperkirakan panen gabah pada Januari 2025 bisa mencapai 1,3 juta ton, naik dari 0,35 juta ton pada Januari 2024.
Sementara produksi gabah Februari 2025 diperkirakan mencapai 2,08 juta ton, naik dari 0,8 juta ton secara tahunan. Peningkatan produksi ini akan berdampak pada ketersediaan jagung, gula, dan garam konsumsi pada 2025.
“Kami sudah memutuskan untuk tidak mengimpor beras, jagung, garam, dan gula untuk konsumsi,” ujar Zulhas dalam konferensi pers seusai rapat.