Kemenperin Fokus Kembangkan Parfum Halal, Incar 5 Besar Eksportir Aromatik Dunia


Kementerian Perindustrian berencana mengembangkan parfum halal untuk mengembangkan industri aromatik nasional. Langkah tersebut dinilai dapat meningkatkan peringkat ekspor Indonesia dari nomor delapan ke posisi lima.
Berdasarkan catatan Kemenperin, nilai ekspor aromatik pada tahun lalu mencapai US$ 259,54 juta. Capaian tersebut membuat Indonesia berada di belakang India, Amerika Serikat, Brasil, Perancis, Cina, Jerman, dan Itali.
"Kami sudah memiliki target untuk menciptakan parfum terbaik khusus muslim. Produsen parfum umum mungkin tetap ada di Perancis, tapi parfum khusus muslim diharapkan tumbuh di Indonesia," kata Direktur Jenderal Industri Agro Putu Juli Ardika di kantornya, Jumat (23/5).
Putu memaparkan langkah tersebut dimungkinkan mengingat 40 dari 97 tanaman atsiri yang menjadi bahan baku industri aromatika ada di dalam negeri. Adapun industri aromatika dalam negeri baru menggunakan 25 tanaman atsiri sebagai bahan baku.
Menurut Putu, Indonesia dapat menjadi pusat produksi parfum halal dunia, hal itu mengingat produksi minyak nilam nasional yang mencapai 2.100 ton per tahun. Kementerian Pertanian mendata Indonesia memasok 90% dari kebutuhan minyak nilam dunia.
Putu mengatakan minyak nilam dapat menggantikan alkohol yang notabenenya bahan dasar parfum. "Kami sudah bekerja sama dengan perguruan tinggi dan laboratorium untuk menciptakan parfum halal tersebut," katanya.
Di sisi lain, Putu telah menjadikan Bali sebagai pusat perdagangan parfum nasional untuk mengembangkan pasar domestik. Selain itu, pemerintah akan mengembangkan pusat data aromatik untuk mempermudah perdagangan aromatik di dalam negeri.
Perusahaan riset pasar Compas mendata penjualan parfum melalui lima lokapasar mencapai Rp 3,74 triliun pada Januari-Oktober 2024. Mayoritas atau 58,8% penjualan parfum dan wewangian tercatat dilakukan melalui Shopee dengan nilai transaksi Rp 2,2 triliun.
Compas juga mendata harga parfum yang paling banyak diincar masyarakat Indonesia. Tercatat, produk dengan harga di bawah Rp 100 ribu menjadi yang terlaris dengan total 69,3 juta produk terjual. Lalu produk parfum dengan harga Rp 100 ribu sampai Rp 300 ribu terjual sebanyak 6,2 juta produk, dan harga di atas Rp300 ribu terjual 1,6 juta produk.