1 dari 6 Pengangguran di Indonesia Adalah Gen Z, Menaker Genjot Magang Nasional


Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, akan meluncurkan program magang nasional khusus untuk generasi Z. Hal tersebut disampaikan setelah menanggapi data Badan Pusat Statistik soal tingginya kontribusi Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) kelompok umur 15-24 tahun, yaitu sebanyak 16,16% dari total angka pengangguran nasional.
"Memang pengangguran pada generasi Z ini jadi tantangan, kata Yassierli di kantornya, Kamis (22/5).
Berdasarkan data BPS, jumlah TPT sebanyak 7,28 juta orang per Februari 2025.
Tingkat Pengangguran Terbuka merupakan indikator untuk mengukur tenaga kerja yang tidak terserap oleh pasar kerja. Pengangguran yang masuk kriteria BPS adalah penduduk usia 15 tahun ke atas yang tidak bekerja namun sedang mencari pekerjaan; mempersiapkan usaha baru; sudah diterima bekerja/sudah siap berusaha tetapi belum mulai bekerja/berusaha.
Sementara definisi generasi Z atau kerap disebut Gen Z merupakan kelompok penduduk usia 13 hingga 28 tahun.
Untuk menanggulangi maslaah tersebut, Yassierli mengatakan, Kemnaker akan meluncurkan program magang nasional yang terdedikasi untuk generasi z. Program tersebut berbeda pelaksanaannya dengan program Kartu Prakerja.
Yassierli menyampaikan program magang nasional akan melatih generasi Z dengan dua keahlian, yakni smart operation dan digital creative. Menurutnya, dua keahlian tersebut sesuai dengan tantangan kerja yang akan dihadapi tenaga kerja di generasi Z.
Pada saat yang sama, Yassierli berencana meningkatkan pendidikan kewirausahaan sejak tingkat SMA maupun SMK. Oleh karena itu, dia berniat melakukan kolaborasi dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah dan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.
"Saya membayangkan SMK harus memiliki fasilitas lebih baik,sehingga kompetensi lulusannya lebih baik. Selain itu, perguruan tinggi memiliki pusat-pusat kewirausahaan yang menjadi terintegrasi," katanya.
Berdasarkan data BPS, pengangguran bergelar sarjana mengalami peningkatan 14,6%, kenaikan tertinggi dibandingkan pengangguran dari jenjang pendidikan lain. Pada Februari 2024, pengangguran dengan pendidikan tertinggi Diploma IV, S1, S2, dan S3 hanya 12,2% dari total pengangguran Indonesia, tetapi angka tersebut naik menjadi 13,89%. Hal serupa juga terjadi pada pengangguran lulusan Diploma I - III yang naik 0,83% secara tahunan.
Penyumbang pengangguran terbesar berasal dari lulusan SMA & SMK dengan persentase sebesar 50,38% dari total pengangguran. Sementara penduduk bekerja didominasi oleh lulusan SD & SMP dengan 53,7% dari total penduduk bekerja.
Namun, 8% penduduk bekerja juga tergolong setengah pengangguran, alias bekerja di bawah 35 jam per minggu dan masih mencari pekerjaan lain.