Meski Ada Perang Dagang, Apple Tetap Bangun Pabrik AirTag di Batam

Mela Syaharani
30 April 2025, 12:07
perang dagang, apple, investasi, bkpm, rosan roeslani
Unsplash
Produk Apple
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani mengatakan perusahaan teknologi multinasional, Apple Inc. telah membeli lahan untuk membangun pabrik AirTag di Batam, Kepulauan Riau. Dia menegaskan investasi Apple di Indonesia tetap berlanjut sesuai dengan komitmen perusahaan asal Amerika Serikat (AS) itu, meski ada ketegangan geopolitik dan perang dagang.

“Jadi investasi itu tetap berjalan walaupun memang ada tensi geopolitik, ekonomi. Tapi alhamdulillah ini tetap berjalan sesuai dengan komitmennya,” kata Rosan saat ditemui di kantornya, Selasa (29/4).

Bahkan, Rosan mengklaim bakal ada tambahan investasi oleh Apple. Dia mengaku telah berkomunikasi dengan tiga vendor produk Apple. Ketiganya tengah dalam proses pendekatan untuk berinvestasi di Tanah Air, menyusul vendor AirTag.

“Kami sudah berbicara dengan tiga vendor Apple lainnya untuk berinvestasi di Indonesia,” ujarnya.

Meski demikian, Rosan tidak menjelaskan lebih lanjut tiga vendor dalam investasi tersebut. Menurutnya, investasi ini sangat menarik karena produk-produk kebutuhan Apple juga disuplai oleh Zhejiang Huayou Cobalt Co atau Huayou. 

Perusahaan asal Cina, Huayou yang berencana menambah investasi US$ 20 miliar, termasuk kelanjutan proyek ekosistem kendaraan listrik yang ditinggalkan LG Energy Solution. Dalam satu telepon genggam Apple dibutuhkan lebih dari 340 produk, seperti seri Iphone 16.

“Ternyata kami melihat outsource-nya memang banyak dari negara Cina, kami sampaikan ke mereka untuk berinvestasi di Indonesia. Jadi nanti dari Indonesia juga bisa suplai ke Apple untuk komponen dan itu dibebaskan tarif,” kata Rosan.

Dia mengatakan produk elektronik seperti laptop dan telepon genggam memang dibebaskan dari tarif. Pembebasan tarif ini menjadi kesempatan agar investasi teknologi di Indonesia semakin meningkat.

“Agar investasi ke Indonesia ini bisa lagi meningkat, terutama di bidang-bidang yang teknologi,” jelasnya.

Pindah Tempat Produksi

Apple mempercepat rencana pemindahan sebagian besar produksi iPhone untuk pasar Amerika Serikat dari Cina ke India, yakni menjadi akhir 2026. Langkah ini bertujuan mengantisipasi dampak dari penetapan tarif impor. Perusahaan menjual lebih dari 60 juta unit iPhone setiap tahunnya di Amerika. Sekitar 80% di antaranya masih diproduksi di Cina. 

Presiden Amerika Donald Trump mengenakan tarif impor 245% atas barang-barang impor dari Cina. Beijing menerapkan tarif 125% terhadap produk-produk AS. Sumber internal Apple menyampaikan perusahaan dalam pembicaraan mendesak dengan dua mitra manufaktur yakni Foxconn dan Tata Group, untuk mempercepat transisi. 

Dikutip dari Reuters, Apple dan Foxconn belum memberikan komentar resmi terkait hal itu, sementara Tata memilih untuk tidak berkomentar.

Pemerintahan India di bawah Perdana Menteri Narendra Modi selama ini aktif mendorong negara tersebut menjadi pusat manufaktur ponsel pintar global. Akan tetapi, tarif impor komponen yang lebih tinggi dibandingkan negara lain menjadi tantangan tersendiri bagi produsen seperti Apple. 

“Biaya produksi iPhone di India 5% - 8% lebih tinggi ketimbang di Cina. Selisihnya bisa mencapai 10% dalam beberapa kasus,” kata sumber dikutip dari Reuters, Jumat (25/4).

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...