Ramai PHK Massal, Istana Klaim Industri Tak Lesu dan Banyak Lapangan Kerja Baru

Muhamad Fajar Riyandanu
3 Maret 2025, 20:35
sritex, pabrik tutup, PHK massal
ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/Spt.
PHK massal antara lain dilakukan Sritex yang menutup pabrik pada 1 Maret 2025.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Istana Kepresidenan merespons ramainya isu gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat tutupnya sejumlah perusahaan besar pada awal 2025 ini. Istana memastikan industri padat karya masih ekspansif dengan banyaknya lapangan kerja baru. 

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi mengklaim ada perkembangan positif di industri padat karya. Hal ini ditunjukan dengan meningkatnya permintaan domestik dan optimisme produsen yang tercermin dari naiknya indeks Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia dari level 51 pada Januari ke level 53 pada Februari.

“Kalau diadu, lebih banyak penciptaan lapangan kerja baru,” kata Hasan di Istana Merdeka Jakarta pada Senin (3/3).

Hasan menilai, kenaikan PMI dapat dianggap sebagai sinyal positif dalam konteks industri nasional. Ia menekankan,  ekonomi tetap menunjukkan tanda-tanda pemulihan karena adanya peningkatan aktivitas manufaktur meskipun ada PHK di beberapa perusahaan.

“Berapa yang PHK, berapa yang penciptaan lapangan kerja baru. Kalau begitu, kenaikan PMI berarti penciptaan lapangan kerja baru kita cukup baik,” ujarnya.

Sejumlah pabrik besar tutup beroperasi pada 2025, di antaranya PT Sri Rejeki Isman (Sritex), PT Yamaha Music Product Asia dan PT Yamaha Indonesia, hingga PT Sanken Indonesia. PT Sritex tutup pada 1 Maret 2025 menyebabkan PHK massal terhadap 10.665 karyawan. Penutupan ini terjadi setelah perusahaan dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Semarang akibat beban utang yang tidak mampu dibayar.

Pabrik PT Yamaha Music Product Asia di Bekasi dan PT Yamaha Indonesia di Pulo Gadung juga akan menutup operasionalnya secara bertahap. Penutupan ini akan menyebabkan PHK terhadap total 1.100 karyawan.

Yamaha Music Product Asia, yang mempekerjakan sekitar 400 karyawan, direncanakan tutup pada akhir Maret 2025. Sedangkan Yamaha Indonesia, dengan sekitar 700 karyawan, akan tutup pada akhir Desember 2025. Keputusan ini diambil karena menurunnya permintaan produk, sehingga produksi akan dialihkan ke pabrik di Cina dan Jepang.

PT Sanken Indonesia juga akan menutup operasionalnya pada Juni 2025 dan menyebabkan PHK terhadap 457 karyawan. Penutupan ini disebabkan karena Induk perusahaan di Jepang, Sanken Electric, mengalihkan fokus bisnisnya ke semikonduktor.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...