Kadin: Sektor Pariwisata Paling Terdampak Corona, Ribuan Hotel Tutup

Dimas Jarot Bayu
19 April 2020, 19:04
hotel tutup, corona, ribuan hotel tutup karena corona, pariwisata
ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/foc.
Suasana kawasan wisata Pantai Kuta yang ditutup sementara tampak lengang di Badung, Bali, Minggu (29/3/2020).
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyebut berbagai sektor industri di dalam negeri terdampak oleh pandemi corona. Namun, pukulan terbesar dialami sektor pariwisata dan turunannya. Lebih dari seribu hotel tutup karena pandemi corona.

“Tentunya sektor yang paling terpukul adalah sektor pariwisata dan turunannya, seperti perhotelan, restoran, transportasi, airlines dan ada juga dampaknya ke UMKM,” kata Ketua Umum Kadin Rosan Roeslani dalam acara peluncuran pusat informasi corona Kumparan, Minggu (19/4).

Berdasarkan laporan yang diterima Kadin sejauh ini, sebanyak 1.650 hotel tutup karena terdampak corona. Namun, Rosan memperkirakan masih banyak hotel yang tutup namun belum melapor ke Kadin.  “Salah satu franchise sudah menutup 300 outletnya. Dia punya 700 outlet,” kata dia.

(Baca: Kemenaker Catat 1,9 Juta Pekerja Kena PHK & Dirumahkan, Terbanyak DKI)

Selain sektor pariwisata dan UMKM, Rosan menyebut sektor otomotif juga cukup terdampak oleh pandemi corona. Industri otomotif Indonesia diperkirakan hanya bisa menjual 500 ribu unit kendaraan hingga akhir tahun, jauh di bawah target 1,1 juta unit.

Sedangkan industri elektronik dilaporkan telah memangkas produksi. “Di banyak industri elektronik, mereka menurunkan produksinya antara 40% sampai 50%,” kata Rosan.

Sektor farmasi juga tak lepas dari tekanan. Padahal, sektor industri tersebut sebelumnya diperkirakan bisa meraih untung di tengah pandemi corona.

Rosan mengatakan, industri farmasi banyak menggunakan bahan baku impor. Penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat terhadap rupiah membuat industri farmasi harus mengeluarkan dana lebih besar untuk membeli bahan baku.

“Belum lagi masih ada outstanding (tunggakan utang) dari BPJS Kesehatan di industri farmasi kurang lebih Rp 6 triliun,” kata Rosan.

(Baca: Munculnya 10 Peluang Bisnis Baru dari Hidup "Normal" di Masa Pandemi)

Atas dasar itu, Rosan meminta pemerintah dapat menambah stimulus bagi dunia usaha, untuk menjaga likuiditasnya. Sejauh ini, ia menilai stimulus yang diberikan pemerintah sudah bagus, tapi belum cukup.

“Stimulus pemerintah harus segera masuk dalam jumlah yang besar dan cepat. Itu kuncinya. kalau tidak, ini akan terjadi perumahan dan PHK yang segera bisa terjadi,” kata dia.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...