Penjualan Mobil Domestik Anjlok 11,7 % Terpukul Pelemahan Daya Beli
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat penjualan mobil domestik hingga Oktober mencapai 849,6 ribu unit atau turun 11,7 % dibandingkan Januari-Oktober 2018 sebanyak 962,8 ribu unit. Penurunan ini dipicu oleh penurunan daya beli dalam jumlah besar.
Ketua Umum Gaikindo Jongki Sugiarto mengatakan penurunan daya beli kendaraan saat ini terkait dengan harga komoditas yang belum membaik. Di sisi lain, pembangunan proyek infrastruktur juga relatif melandai. "Daya beli menurun cukup banyak," kata Jongki kepada Katadata.co.id, Kamis (14/11).
Tahun ini, Gaikindo memprediksi penjualan mobil domestik hanya mencapai 1 juta unit. Angka tersebut sudah mengalami revisi dari target sebelumnya sebesar 1,1 juta unit kendaraan.
(Baca: Dampak Pemilu & Daya Beli, Penjualan Mobil Hingga September Anjlok 12%)
Dengan kinerja penjualan 10 bulan pertama 2019 sebanyak 849 ribu unit kendaraan, industri telah mencapai sekitar 84,9% target. Untuk mencapai target 1 juta kendaraan, artinya lebih dari 150,39 ribu unit kendaraan harus terjual dalam sisa dua bulan terakhir.
Mengenai hal ini, Jongkie pun menyatakan target penjualan kendaraan bisa saja tercapai. Meski demikian, dirinya memberi catatan, berdasarkan siklus tahunan, tren penjualan kendaraan pada Desember biasanya relatif menurun seiring dengan banyaknya jumlah hari libur.
Penjualan Mobil Grup Astra
Sejalan dengan turunnya penjualan mobil domestik, PT Astra International Tbk (ASII), pemegang pangsa pasar kendaraan terbesar juga mengalami hal serupa. Sepanjang Januari-Oktober 2019, perusahaan menjual 447,53 ribu unit, turun 7,62 % dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Demikian juga halnya untuk segmen kendaraan low cost and green car (LCGC) Astra yang tercatat 126,06 ribu unit pada Januari-Oktober 2019. Jumlah ini turun 11,9 % dibandingkan periode yang sama pada 2018.
(Baca: Mayoritas Divisi Bisnis Kinerjanya Melemah, Laba Bersih Astra Turun 7%)
Pangsa pasar Grup Astra secara nasional pada Januari-Oktober 2019 pun terpangkas menjadi 53%, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 56%.