Gandeng Thorcon, PLN Nusantara Power Kaji Kelayakan PLTN di Bangka Belitung


PLN Nusantara Power (PLN NP) bersama ThorCon International Pte. Ltd. sedang menyusun studi komprehensif untuk mengkaji kelayakan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Hal ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) oleh kedua perusahaan pada Kamis (24/7). MoU ini bertujuan menjadi pedoman kolaborasi awal dengan menyinergikan keahlian dan kemampuan masing-masing pihak dalam penyusunan studi kelayakan proyek PLTN.
“Kami percaya bahwa diversifikasi energi adalah kunci menuju ketahanan dan kemandirian energi nasional. Studi ini menjadi bagian dari upaya PLN NP untuk menghadirkan sumber energi rendah karbon yang andal, aman, dan berkelanjutan bagi Indonesia,” kata Direktur Utama PLN Nusantara Power Ruly Firmansyah, dalam siaran pers, Selasa (29/7).
PLN mengatakan studi yang dilakukan kedua pihak mencakup evaluasi komprehensif terhadap teknologi reaktor, aspek keselamatan, operasional, dan desain, serta analisis finansial dan opsi skema kerja sama proyek. Hal ini termasuk dalam tahap persiapan implementasi proyek PLTN pertama di Indonesia.
Direktur Utama PT Thorcon Power Indonesia, Niels Berger, menilai kerja sama dengan PLN NP sebagai salah satu pintu untuk membuka potensi pengembangan energi baru terbarukan di Indonesia.
"Kami melihat Indonesia sebagai negara dengan potensi besar untuk memimpin dalam pemanfaatan teknologi nuklir yang aman dan efisien. Kerja sama ini menjadi tonggak awal untuk menghadirkan solusi energi jangka panjang yang bersih dan stabil,” kata Niels Berger.
PLN NP dan ThorCon juga membuka peluang untuk melibatkan anak perusahaan atau afiliasi dalam pelaksanaan studi, dengan pemberitahuan tertulis kepada pihak terkait.
PLTN masuk RUPTL 2025-20234
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebelumnya mengatakan Indonesia akan membangun PLTN mulai 2027. PLTN masuk dalam rencana umum penyediaan tenaga listrik (RUPTL) PT PLN (persero) 2025-2034.
Berdasarkan paparan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, kapasitas PLTN rencananya sebesar 0,5 giga watt atau 500 mega watt. “Lokasinya ada dua, di Sumatra dan satu lagi di Kalimantan,” kata Bahlil dalam konferensi pers, Senin (26/5).
Bahlil mengatakan pemilihan lokasi ini sudah melalui pengecekan kelayakan dan prioritas. Pemilihan lokasi juga sudah melewati kajian mendalam yang dilakukan pemerintah. Pemerintah saat ini sudah menyiapkan beberapa regulasi terkait PLTN di bawah pimpinan Direktur Jenderal EBTKE, Eniya Listiani Dewi.
“Rencana kita di 2032 sudah selesai, pembangunannya empat sampai lima tahun. Jadi mungkin 2027 sudah mulai on kerjanya, tapi kami mulai dengan small (kapasitas kecil) dulu,” ujarnya.