Vale Buka Peluang Kerja Sama dengan Korea Selatan di Proyek Sulawesi Selatan


PT Vale Indonesia membuka peluang masuknya mitra baru asal Korea Selatan ke proyek pemurnian mereka di Sulawesi Tengah. Hal ini mengoreksi kabar yang beredar sebelumnya bahwa perusahaan asal Korea Selatan ke proyek Sorowako Limonite.
“Sebenarnya bukan di Sorowako Limonite, tapi di Sulawesi Tengah. Ada ketertarikan (Korea),” kata Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Vale Indonesia, Bernardus Irmanto dalam konferensi pers RUPSLB Vale, Senin (28/7).
Di Bahodopi, Vale bekerja sama dengan General Enhance Material (GEM) sebagai mitra teknologi dan pihak yang membangun smelter HPAL. Bernardus mengatakan kerja sama dengan dua perusahaan sudah cukup untuk melanjutkan operasional proyel tersebut.
Penambahan mitra baru menurutnya dilakukan sebagai langkah mitigasi baik risiko pasar.
"Idealnya ada semacam masuknya pemain baru untuk sisi downstream. Nah itu mungkin ada perusahaan dari Korea masuk, tapi kami sebetulnya tidak membatasi dari mana asal negaranya,” ujarnya.
Bernardus menyebut perusahaan lebih menitikberatkan pada nilai yang bisa dibawa oleh calon partner baru ke dalam proyek, sehingga bisa memaksimalkan operasional proyek. Selama nilai mitra tersebut selaras dengan Vale, maka perusahaan akan mengkaji lebih lanjut.
Selain Bahodopi, PT Vale juga memiliki proyek nikel yang sedang berjalan di wilayah lain, yaitu di Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Vale berpartner dengan Huayou sebagai partner teknologi, dan Ford sebagai off taker atau pembeli produk.
Vale juga memiliki proyek di Sorowako, Sulawesi Selatan yang dikerjakan bersama Huayou sebagai mitra teknologi. “Jadi sebetulnya tanpa harus menunggu partner ketiga, kami sudah bisa jalan. Tapi sambil melihat kalau memang ada pihak yang ingin masuk sebagai partner, proses tetap jalan,” ucapnya.
PT Vale sebelumnya sudah buka suara soal kabar masuknya investor asal Korea Selatan ke proyek Sorowako Limonite. Proyek ini dalam tahap konstruksi dengan nilai investasi mencapai US$ 1,9 miliar atau sekitar Rp 31 triliun (asumsi kurs Rp 16.300 per dolar AS).
Sekretaris Perusahaan Wiwik Wahyuni menjelaskan, Vale memiliki sejumlah proyek yang memerlukan mitra strategis dan terbuka untuk menjalin kerja sama dengan para investor dari berbagai negara, termasuk Korea Selatan. Namun sejauh ini, belum ada kesepakatan maupun perjanjian yang ditandatangani.
"Saat ini perseroan tengah meninjau beberapa opsi strategis, serta dalam tahapan diskusi," demikian penjelasan Wiwik dalam keterbukaan informasi, Kamis (24/7).
Ia mengatakan, proyek tambang Sorowako limonite saat ini masih dalam tahapan konstruksi dan diperkirakan rampung pada awal 2027. Disisi lain, proyek pembangunan Smelter HPAL Sorowako limonite juga sedang dalam tahapan awal konstruksi dengan perkiraan selesai di akhir tahun 2027.
Menurut dia, penyelesaian kedua proyek ini akan tergantung pada berbagai faktor seperti kondisi lapangan, perijinan, koordinasi dengan mitra, serta pendanaan.
Edisi Khusus Sumitro Djojohadikusumo ini didukung oleh: