Chevron Ingin Kembangkan Lapangan Migas Besar yang Potensinya Sudah Ditemukan


Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengatakan perusahaan migas asal Amerika Serikat (AS), Chevron sedang melihat data lapangan atau wilayah kerja migas (WK) yang ada di Indonesia.
“Chevron sedang melihat, mereka ingin mencari lapangan yang besar. Kaau bisa mereka bergabung di lapangan yang sudah discovery atau potensinya sudah ditemukan dalam jumlah besar,” kata Kepala SKK Migas Djoko Siswanto dalam konferensi pers, Senin (21/7).
Chevron merupakan salah satu perusahaan migas atau kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang meminta pemerintah untuk membuka data terkait WK migas.
Deputi Eksplorasi, Pengembangan, dan Manajemen Wilayah Kerja Rikky Rahmat Firdaus mengatakan, Chevron saat ini tidak ingin gembar-gembor terkait ketertarikan untuk investasi di hulu migas RI. Adapun pembicaraan terkait potensi investasi hulu migas dilakukan antar KKKS, termasuk pada proyek yang bernila besar.
“Karena kegiatan dengan investasi besar harus berbagi risiko, contohnya seperti pengembangan WK Bobara itu mencapai US$ 92 juta, siapa perusahaan yang punya dana segitu kalau sendirian. Dengan masuknya mitra baru maka mereka bisa berbagi risiko,” ujar Rikky.
Tawarkan WK di Indonesia Timur
SKK Migas sebelumnya mengatakan, Chevron sedang membidik blok migas baru. SKK Migas juga menawarkan Chevron sejumlah wilayah kerja untuk dikelola.
“Kami akan menawarkan potensi migas seperti di daerah Bali serta wilayah Timur yang potensi migasnya cukup besar dan memerlukan investasi yang cukup besar,” kata Kepala SKK Migas Djoko Siswanto saat ditemui di sela-sela acara IPA Convex 2025, ICE BSD, Banten, Selasa (20/5).
Djoko menyebut potensi gas di wilayah Timur Indonesia memiliki cadangan kurang lebih 15 triliun kaki kubik (TCF). Dia menyebut penawaran wilayah ini berdasarkan permintaan Chevron yang menginginkan potensi migas berukuran besar, dengan investasi besar sehingga memperoleh hasil yang besar.
“Chevron saat ini sedang mencari blok migas, mengevaluasi, melihat mana yang bisa kami berikan potensi yang cukup besar karena ini kan high risk kan,” ujarnya.
Djoko menyampaikan meski sudah melihat blok migas RI, namun Chevron belum mencapai tahap untuk mengambil data dari pemerintah. Dia menyebut minat Chevron di industri hulu migas RI baru di tahap diskusi awal.
“Nanti pastinya akan dipelajari lebih lanjut, tapi fokus untuk eksplorasi,” katanya.