Harga Minyak di Bawah Asumsi APBN, Target Penerimaan Hulu Migas Terancam Meleset

Mela Syaharani
21 Juli 2025, 17:12
Migas
Katadata/Mela Syaharani
Kepala SKK Migas Djoko Siswanto dalam konferensi pers di Jakarta Senin (21/7).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memproyeksi penerimaan negara dari sektor hulu migas tahun ini tidak akan mencapai target APBN.

Pemerintah menargetkan penerimaan dari sektor ini sebesar US$ 13,03 miliar atau setara Rp 212,45 triliun pada 2025. Namun hingga semester I, realisasi baru mencapai US$ 5,88 miliar atau 45,1%.

Kepala SKK Migas Djoko Siswanto mengatakan proyeksi penerimaan hingga akhir tahun hanya akan menyentuh US$ 10,83 miliar atau 83,1% dari target. Ia menyebut penyebab utamanya adalah harga minyak yang lebih rendah dari asumsi APBN.

“Harga minyak di APBN dipatok US$ 82 per barel, realisasinya rata-rata hanya US$ 69 per barel. Otomatis (target penerimaan tidak akan tercapai) karena harga minyaknya rendah,” kata Djoko dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (21/7).

Meski begitu, Djoko optimistis target produksi migas masih realistis dicapai. Hingga Juni 2025, produksi minyak mencapai 579,3 ribu barel per hari (bph) atau 95,8% dari target APBN sebesar 605 ribu bph. Sementara produksi gas tercatat 6.820 mmscfd, melebihi target APBN yang ditetapkan 5.628 mmscfd atau 121,1%.

Untuk lifting migas, realisasi semester I mencapai 578 ribu bph (95,5%) untuk minyak dan 5.483 mmscfd atau 97,4% dari target.

Dia memastikan angka lifting dan produksi minyak akan seimbang pada akhir tahun. Pasalnya, seluruh minyak yang diproduksi dipastikan akan dilifting sebelum tutup tahun.

“Untuk lifting, ini sama dengan produksi karena di akhir Desember itu semua minyak yang diproduksi akan dilifting,” kata Djoko.

Namun, ia menjelaskan bahwa perbedaan angka antara produksi dan lifting bisa terjadi jika dilihat secara bulanan atau harian. Ini karena lifting tidak dilakukan setiap hari, melainkan dalam jumlah besar pada waktu tertentu.

“Kadang-kadang lifting bisa mencapai 1 juta barel per hari, karena minyak yang diproduksi itu ditampung dulu di tangki. Begitu juga dengan gas, bisa ditampung dulu dan dilifting satu atau dua kali dalam setahun,” ujarnya.

Sementara itu, realisasi investasi sektor hulu migas pada semester I 2025 mencapai US$ 7,19 miliar atau 43,6% dari target tahunan US$ 16,5 miliar. Djoko optimistis target investasi sepanjang tahun ini bisa tercapai, bahkan berpeluang melampaui proyeksi.

Outlook-nya mudah-mudahan bisa tercapai sesuai dengan target 2025 atau bahkan lebih, bisa mencapai US$ 16,9 miliar,” kata Djoko.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...