ESDM Raup PNBP Rp 117 T, Bahlil Akui Target 2025 Berat Karena Tensi Geopolitik

Mela Syaharani
14 Juli 2025, 16:36
ESDM
Katadata/Fauza Syahputra
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan paparan saat rapat kerja dengan Komisi XII DPR di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (2/7/2025). Rapat tersebut membahas mengenai penetapan asumsi dasar sektor ESDM untuk Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2026.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp 117,11 triliun hingga 30 Juni 2025. Nilai itu mencapai 46% dari target APBN sebesar Rp 254,49 triliun.

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengakui untuk mencapai target tahun ini cukup berat, karena masih dibayangi fluktuasi harga komoditas dan ketidakpastian geopolitik.

“Harga komoditas, khususnya batu bara, turunnya agak jauh sekitar 25%–35% sampai Juni. Ini karena pasar global sedang tidak menentu,” kata Bahlil saat rapat kerja dengan Komisi VII DPR, Senin (14/7).

Capaian PNBP tersebut berasal dari sektor migas Rp 48,82 triliun, minerba Rp 66,21 triliun, panas bumi Rp 0,82 triliun, serta penerimaan lain, seperti iuran badan usaha hilir migas, layanan, denda, pendidikan, BLU, dan lainnya Rp 1,25 triliun.

“Insya Allah, mudah-mudahan kami bisa membuat target tercapai. Sekalipun memang kerjanya berat karena pasang-surut harga komoditas,” ujarnya.

Bahlil juga memaparkan rincian PNBP Kementerian ESDM tahun 2024, sebagai berikut:

  • Migas Rp 110,91 triliun
  • Minerba Rp 140,46 triliun
  • Panas bumi Rp 2,84 triliun
  • Lainnya Rp 15,44 triliun

Melalui rincian tersebut, total realisasi PNBP dari Kementerian ESDM mencapai Rp 269,65 triliun atau 113% dari target yang ditetapkan sebesar Rp 238,39 triliun.

Capaian PNBP pada Juni 2025

Sebelumnya, ESDM mencatat PNBP dari sektor minyak dan gas bumi (migas) sebesar Rp 39,83 triliun per 1 Juni 2025. Jumlah itu setara 32,92% dari target APBN sebesar Rp 120,99 triliun.

Meski masih jauh dari target, Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung tetap optimistis penerimaan migas tahun ini dapat tercapai.

“Kalau berdasarkan pengalaman kami di 2024, PNBP ESDM secara keseluruhan mencapai 118% dari target. Jadi ya mudah-mudahan bisa melebihi target,” ujar Yuliot di Kementerian ESDM, Selasa (1/7).

Untuk mengejar target, pemerintah berencana mendorong peningkatan lifting minyak dan gas. Pelaksana Tugas Dirjen Migas Tri Winarno menjelaskan capaian PNBP migas yang masih 32% dipengaruhi oleh asumsi harga minyak mentah dalam APBN.

Pada APBN 2025, asumsi Indonesian Crude Oil Price (ICP) sekitar US$ 82 per barel, dengan realisasi rata-rata sampai Mei 2025 hanya US$ 70 per barel.

Selisih harga tersebut membuat pendapatan dari penjualan minyak lebih rendah dari yang ditargetkan, sehingga turut berdampak pada penerimaan di sektor migas.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...