Konflik Iran vs Israel Kian Panas: Harga Minyak Makin Mahal, Ekonomi RI Terimbas

Mela Syaharani
23 Juni 2025, 16:02
Ilustrasi kilang minyak, BBM, harga minyak
123rf.com/Supakit Poroon
Ilustrasi kilang minyak, BBM
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Perang Iran-Israel masih berlangsung hingga saat ini. Suasana perang kian memanas saat Amerika Serikat menyerang Iran pada akhir pekan lalu. Dampaknya, harga minyak pagi ini sudah mendekati US$ 80 per barel.

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies Bhima Yudhistira mengatakan perang ini akan berdampak bagi Indonesia. Apalagi serangan perdana AS ke Iran menimbulkan kekhawatiran eskalasi konflik akan meluas di Timur Tengah. 

Dia menyebut situasi ini akan menyebabkan terganggunya distribusi migas dan berbagai bahan baku melalui selat hormuz. Harga minyak mentah dapat menyentuh US$ 80-83 per barel dalam waktu dekat, setidaknya awal Juli 2025.

"Meskipun permintaan energi saat ini sedang turun, tapi konflik bisa mendorong naiknya harga minyak signifikan,” kata Bhima saat dihubungi Katadata.co.id, Senin (23/6).

Dengan kondisi ini, pemerintah harus memperhatikan lonjakan biaya impor bahan bakar minyak atau  BBM. Hal ini akan menyebabkan inflasi harga melonjak di tengah daya beli masyarakat lesu.

“Proyeksinya jika perang berlangsung lebih lama ekonomi Indonesia hanya akan tumbuh 4,5% year on year tahun ini,” ujarnya.

Bhima menyampaikan hal ini membuat Indonesia semakin berat untuk  mencapai target 8% pertumbuhan ekonomi karena situasi eksternal nya terlalu berat, ditambah adanya efisiensi anggaran pemerintah.

Dia merekomendasikan empat hal yang harus dilakukan pemerintah, diantaranya:

  • Segera mengamankan komitmen investasi dari negara Timur Tengah sebelum eskalasi konflik meningkat.
  • Mendorong pengembangan energi terbarukan lebih cepat sehingga ketahanan energi dapat terjaga, tidak terlalu bergantung pada impor BBM dan LPG.
  • Mempercepat serapan anggaran khususnya yang berorientasi pada penciptaan lapangan kerja
  • Bank Indonesia wajib memastikan transmisi suku bunga yang lebih rendah ke bank domestik

Potensi Kenaikan Harga BBM

Guru Besar Universitas Indonesia sekaligus Rektor Institut Teknologi PLN, Iwa Garniwa mengatakan tidak hanya inflasi, kenaikan harga minyak akibat situasi Selat Hormuz juga memiliki dampak lain, seperti:

  • Kenaikan biaya impor minyak
  • Kenaikan harga BBM di dalam negeri
  • Dampak pada inflasi dan stabilitas ekonomi

“Perlu dilakukan langkah-langkah untuk mengurangi dampaknya, seperti diversifikasi sumber energi dan meningkatkan efisiensi serta meningkatkan kemandirian energi,” kata Iwan kepada Katadata.co.id.

Iwa juga menyampaikan dirinya memproyeksikan kenaikan harga minyak acuan dunia dapat mencapai US$ 100-130 per barel jika perang di Timur Tengah tidak kunjung mereda. Terlbih jika pemerintah Iran akhirnya menutup Selat Hormuz, jalur distribusi utama minyak dan gas bumi global, dalam jangka waktu yang lama.

“Jika penutupan Selat Hormuz berlangsung selama beberapa minggu atau bulan, harga minyak dunia dapat melonjak tajam,” ujarnya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Mela Syaharani
Editor: Sorta Tobing

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...