ESI Ungkap Alasan Industri Batu Bara Masih Setengah Hati Lakukan Transisi Energi


Energy Shift Institute (ESI) mengungkapkan alasan mengapa belum banyak perusahaan batu bara yang menjalankan transisi energi saat ini. Principal Researcher and Indonesia Coal Transition Lead ESI, Hazel Ilango, menyebut hal ini salah satunya disebabkan oleh kebijakan pemerintah.
Dia menyebut kebijakan seperti kenaikan tarif royalti, kewajiban hilirisasi batu bara, dan pemenuhan domestik market obligation (DMO) menambah tekanan bagi industri batu bara di Indonesia. Meskipun menurutnya setiap kebijakan ini memiliki tujuan yang jelas, baik untuk meningkatkan pendapatan pemerintah ataupun pemenuhan pasokan domestik.
“Namun ketika kebijakan ini dijalankan bersamaan akan menciptakan tarik ulur yang nyata. Menekan margin keuntungan, ruang gerak finansial perusahaan sekaligus mengurangi kemauan perusahaan untuk berinvestasi dalam diversifikasi atau rencana transisi,” kata Hazel dalam acara diskusi di Jakarta, Selasa (17/6).
Dalam laporan ESI yang bertajuk Coal in Indonesia: Paradox of Strength and Uncertainty, mereka menganalisis 12 perusahaan batu bara Indonesia yang menghasilkan setengah dari total produksi pada 2023.
Perusahaan-perusahaan tersebut yakni Indika Energy, Indo Tambangraya Megah, Adaro Andalan (AADI), ABM Investama, Bukit Asam, Geo Energy Resources, Prima Andalan Mandiri, Harum Energy, Bayan Resources, Bumi Resources, Golden Energy Mines, dan Baramuti Suksessarana.
Hazel mengatakan dalam laporan tersebut, terdapat analisis yang menunjukkan bahwa mayoritas perusahaan batu bara masih kurang berminat untuk berinvestasi di bidang transisi energi. Hal ini dapat dilihat dari rencana perusahaan, berikut hasilnya.
Indika Energy
- Telah memiliki rencana jangka panjang atau penetapan target net zero emission
- Telah memiliki penurunan target emisi yang ingin dicapai
- Telah berencana memperluas ke bisnis non-batu bara
Indo Tambangraya Megah
- Telah memiliki rencana awal/parsial terkait penetapan target net zero emission
- Telah memiliki rencana awal/parsial penurunan target emisi yang ingin dicapai
- Telah mempunyai rencana awal/parsial memperluas ke bisnis non-batu bara
Adaro Andalan (AADI)
- Telah memiliki rencana awal/parsial terkait penetapan target net zero emission
- Telah memiliki rencana awal/parsial penurunan target emisi yang ingin dicapai
- Tidak berencana memperluas ke bisnis non-batu bara
ABM Investama
- Telah memiliki rencana awal/parsial terkait penetapan target net zero emission
- Telah memiliki rencana awal/parsial penurunan target emisi yang ingin dicapai
- Telah mempunyai rencana awal/parsial memperluas ke bisnis non-batu bara
Bukit Asam
- Telah memiliki rencana jangka panjang atau penetapan target net zero emission
- Telah memiliki penurunan target emisi yang ingin dicapai
- Tidak berencana memperluas ke bisnis non-batu bara
Geo Energy Resources
- Telah memiliki rencana awal/parsial terkait penetapan target net zero emission
- Tidak memiliki rencana penurunan target emisi yang ingin dicapai
- Tidak berencana memperluas ke bisnis non-batu bara
Prima Andalan Mandiri
- Telah memiliki rencana awal/parsial terkait penetapan target net zero emission
- Tidak memiliki rencana penurunan target emisi yang ingin dicapai
- Tidak berencana memperluas ke bisnis non-batu bara
Harum Energy
- Telah memiliki rencana jangka panjang atau penetapan target net zero emission
- Telah memiliki rencana awal/parsial penurunan target emisi yang ingin dicapai
- Berencana memperluas ke bisnis non-batu bara
Bayan Resources
- Telah memiliki rencana awal/parsial terkait penetapan target net zero emission
- Tidak memiliki rencana penurunan target emisi yang ingin dicapai
- Tidak berencana memperluas ke bisnis non-batu bara
Bumi Resources
- Telah memiliki rencana awal/parsial terkait penetapan target net zero emission
- Tidak memiliki rencana penurunan target emisi yang ingin dicapai
- Berencana memperluas ke bisnis non-batu bara
Golden Energy Mines
- Telah memiliki rencana awal/parsial terkait penetapan target net zero emission
- Tidak memiliki rencana penurunan target emisi yang ingin dicapai
- Tidak berencana memperluas ke bisnis non-batu bara
Baramuti Suksessarana
- Telah memiliki rencana awal/parsial terkait penetapan target net zero emission
- Tidak memiliki rencana penurunan target emisi yang ingin dicapai
- Tidak berencana memperluas ke bisnis non-batu bara
Selain faktor kebijakan, Hazel mengatakan industri batu bara Indonesia saat ini juga menghadapi masalah penurunan permintaan dari Cina. Pada 2024, negeri panda memenuhi 81% pertumbuhan permintaan diisi oleh energi bersih, sementara 19% dipenuhi oleh bahan bakar fosil.
“Seiring meningkatnya peran energi terbarukan dalam pemenuhan permintaan, maka ketergantungan terhadap batu bara secara bertahap akan menurun,” katanya.