RUPTL PLN Targetkan Bauran EBT Capai 34,3% pada 2034

Mela Syaharani
2 Juni 2025, 15:10
Pekerja memeriksa Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Rusunawa Cipta Griya Kedaung, Kota Tangerang, Banten, Selasa (27/5/2025). Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia menargetkan penambahan kapasitas pembangkit listrik hingga 69,5 g
ANTARA FOTO/Putra M. Akbar/Spt.
Pekerja memeriksa Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Rusunawa Cipta Griya Kedaung, Kota Tangerang, Banten, Selasa (27/5/2025). Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia menargetkan penambahan kapasitas pembangkit listrik hingga 69,5 gigawatt (GW) pada tahun 2025-2034 di mana 76 persen dari total kapasitas tersebut berasal dari energi baru dan terbarukan (EBT) sebagai upaya mewujudkan transformasi bauran energi.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Rencana umum penyediaan tenaga listrik (RUPTL) menargetkan bauran energi baru terbarukan sudah mencapai 34,3% pada 2034. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan angka tersebut di luar ekspektasi mereka.

“Kami hitung betul-betul, Insya Allah nanti 2034 baurannya 34%. Di 2030 an nanti sudah mencapai lebih dari 21%,” kata Darmawan dalam paparannya di acara Diseminasi RUKN dan RUPTL 2025-2034, Senin (2/6).

Dalam paparannya disebutkan bahwa target ini 2,5 kali lipat lebih besar dibandingkan capaian bauran EBT 2024 yang mencapai 12%.

“Jadi alhamdulillah roadmap to net zero emission insyaallah milestone-nya jelas, roadmap-nya jelas, arahnya jelas, dan insyaallah dimudahkan agar ini (34%) bisa tercapai,” ujarnya.

Berdasarkan paparannya, berikut target bauran EBT dalam RUPTL:

2025: 15,9%

2026: 16,4%

2027: 17,3%

2028: 19,1%

2029: 19,7%

2030: 21%

2031: 26,1%

2032: 29%

2033: 32,5%

2034: 34,3%

Menurut Darmawan, target bauran EBT dalam RUPTL pada 2031-2034 lebih tinggi dibandingkan target yang dicanangkan dalam rencana umum ketenagalistrikan nasional (RUKN). Pada RUKN, bauran ebt pada 2031 hanya ditargetkan 23,9%, 2032 sebesar 26%, 2033 dan 2034 mencapai 29,4%.

“Dengan adanya RUPTL kami semakin yakin visi misi mulia ini insya allah akan tercapai,” ucapnya.

Namun demikian dalam RUPTL terbaru, masih ada rencana pembangunan pembangkit fosil sebanyak 16,6 gigawatt yang terdiri dari gas 10,3 GW dan batu bara 6,3 GW.

Untuk mencapai target, Darmawan mengatakan, dibutuhkan penambahan pembangkit EBT 120 megawatt jika Indonesia ingin menambah 1 gigawatt pembangkit fosil. Dengan demikian, bauran EBT tidak turun  setiap ada penambahan energi fosil.

“Untuk menjaga agar bauran energi EBT-nya tetap 12% tidak turun, kita harus nambah 120 megawatt untuk mengiringi 1000 megawatt dari fosil pembangkit itu,” katanya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...