SKK Migas Masih Hitung Kebutuhan LNG Domestik, Dipasok dari Dalam Negeri


Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) masih menghitung total kebutuhan kargo gas alam cair (LNG), yang dibutuhkan untuk memenuhi pasokan bagi PGN dan PLN hingga akhir 2025.
“Kami sedang pelajari dan hitung berapa kebutuhan sampai Desember, tapi yang penting pasokan sampai Juni sudah aman,” kata Kepala SKK Migas Djoko Siswanto saat ditemui di Jakarta, Kamis (16/5).
Kebutuhan kargo LNG bagi PGN berfungsi sebagai sumber gas di tengah menurunnya pasokan yang berasal dari hulu. Hal ini terjadi akibat penurunan alami atau natural decline dari sumber-sumber produksi gas yang memang sudah tua.
Djoko menyebut kebutuhan LNG bagi PGN dan PLN akan diusahakan berasal dari produksi dalam negeri. Dia menyebut SKK Migas sudah memenuhi kebutuhan 16 kargo LNG bagi PGN dan PLN untuk semester pertama 2025.
Meskipun masih menghitung kebutuhan hingga akhir tahun, dia menyampaikan sudah ada sejumlah kargo yang dipastikan bisa dipasok untuk kebutuhan semester kedua 2025.
Namun dia menyebut pasokan ini diusahakan tidak mengambil jatah ekspor kargo yang sudah memiliki kontrak. “Itu akan kena pinalti, untuk mencegah itu kami memenuhi kebutuhan kargo dengan model swap, ada sekitar 2,5 kargo. Tapi kalau kurang, maka kami akan ambil kargo yang sudah komitmen ekspor untuk memenuhi dalam negeri,” ucapnya.
Belum Butuh Impor
Sebelumnya, Djoko juga mengatakan Indonesia saat ini belum membutuhkan impor LNG. “Saat ini belum perlu impor, pasokan untuk kebutuhan April dan Mei Alhamdulillah sudah bisa dipenuhi dari dalam negeri,” kata Djoko saat ditemui di Jakarta, Rabu (9/4).
Kendati demikian, pemerintah saat ini sedang mengevaluasi untuk melihat apakah impor LNG diperlukan atau tidak. “Kebutuhan kuartal II insya allah aman, nanti kami lihat untuk kuartal III dan IV apakah perlu impor atau tidak,” ucapnya.
Indonesia juga mengalihkan pasokan 5 kargo LNG yang awalnya diekspor, namun, akhirnya diperuntukkan bagi pemenuhan kebutuhan domestik. Pasokan LNG ini berasal dari Lapangan Donggi Senoro, Tangguh, dan Bontang.
“Alhamdulillah (untuk kebutuhan) PGN dan PLN, Bapak Menteri sudah tandatangan juga, tapi memang harga (LNG) nya agak tinggi ya, 17,4%,” ucapnya.
Selain itu, pemenuhan kebutuhan LNG untuk domestik juga dimaksimalkan melalui pengurangan ekspor gas ke Singapura. Pasokan ekspor gas Singapura dari Sumatra akan dialihkan melalui gas pipa dari Natuna.