Pertamina Sebut Penjualan Pertamax Turun Akibat Isu BBM Oplosan


Pertamina Patra Niaga melaporkan adanya penurunan jumlah penjualan Pertamax setelah mencuatnya isu bahan bakar minyak (BBM) dioplos. Isu ini muncul dalam kasus dugaan korupsi Tata Kelola Minyak Pertamina 2018-2023 yang tengah diusut Kejaksaan Agung.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari mengungkapkan bahwa penurunan ini terjadi bersamaan dengan perubahan pola pembelian pelanggan.
"Karena isu Pertamax kemarin, memang banyak orang yang beralih dari Pertamax ke Pertalite atau Pertamax Turbo," ujar Heppy saat ditemui di Cilegon, Banten, Kamis (13/3).
Meski tidak merinci angka pasti penjualan, Heppy menyebut peralihan dari Pertamax ke Pertamax Turbo lebih tinggi dibandingkan ke Pertalite. "Saat ini, penjualan Pertamax Turbo naik sekitar 30%, tetapi angka ini masih fluktuatif," katanya.
Pemerintah Pastikan Kualitas BBM
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut adanya pergeseran konsumen Pertamax sebesar 5%. Namun, ia menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen menjaga posisi pasar Pertamina.
"Agar market share Pertamina tidak berkurang, kualitas BBM Pertamina saat ini sudah jauh lebih baik dan terjaga," ujar Bahlil.
Untuk memastikan kualitas BBM, pemerintah akan melakukan pengecekan setiap kapal yang membawa produk BBM jadi. Pemeriksaan dilakukan oleh Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi (Lemigas) Kementerian ESDM.
"Jika crude masuk ke Indonesia dan melewati proses blending di kilang, Lemigas akan mengecek sebelum didistribusikan kepada konsumen," ujarnya.
Hasil Uji Lemigas
Kepala Lemigas Mustafid Gunawan menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan uji laboratorium terhadap BBM yang dijual di SPBU guna memastikan kesesuaian dengan standar pemerintah.
"Hasil uji kami sampaikan agar masyarakat yakin bahwa BBM yang mereka gunakan telah sesuai standar yang ditetapkan pemerintah," kata Mustafid dalam keterangan tertulis, Sabtu (1/3).
Pengujian ini mencakup berbagai parameter utama, seperti angka oktan (RON), massa jenis, kandungan sulfur, tekanan uap, dan distilasi. Hasilnya menunjukkan bahwa nilai RON pada setiap sampel tetap stabil dan sesuai spesifikasi yang berlaku.
Pelaksana tugas Direktur Jenderal Migas Mirza Mahendra menambahkan bahwa pengujian akan dilakukan secara berkala untuk memastikan BBM yang dikonsumsi masyarakat tetap memenuhi standar yang ditetapkan pemerintah.