Wabah Corona Ganggu Proyek Smelter dan Berpotensi Kurangi PNBP Minerba

Image title
12 Maret 2020, 12:32
esdm, minerba, virus corona
ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/
Ilustrasi, alat berat mengangkut mineral mentah hasil pertambangan (5/12/2019). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut dampak virus corona telah menganggu aktivitas konstruksi proyek smelter.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM menyatakan pandemi virus corona telah menganggu aktivitas pengembangan smelter. Jika penyebaran Covic-19 terus berlanjut, penerimaan negara bukan pajak atau PNBP dari sektor mineral dan batu bara (minerba) bisa menurun.

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono mengatakan salah satu perusahaan smelter, Virtue Dragon Nickel Industry, sudah terkena dampak dari wabah virus corona. Sebab, para pekerja asal Tiongkok tidak bisa kembali ke Indonesia.

Akibatnya, pembangunan pengembangan smelter milik perusahaan di Sulawesi Utara Tenggara terhambat. "Mereka terganggu karena lebih dari 300-400 pekerja tidak bisa kembali karena dilarang," kata Bambang dalam konferensi pers di kantornya pada Kamis (12/3).

Selain Virtue Dragon, Bambang menyebut aktivitas pertambangan dan pembangunan smelter lainnya masih berjalan normal. Namun, dampak penyebaran virus corona bisa berdampak besar jika berlangsung dalam jangka panjang.

(Baca: Kementerian ESDM Pesimistis PNBP dari Batu Bara Capai Rp 44,3 Triliun)

Salah satu dampak jangka panjang pandemi virus corona yaitu menurunnya produksi dan ekspor minerba. Hal itu dipengaruhi berkurangnya permintaan, penutupan pabrik karena terbatasnya tenaga kerja, hingga ekonomi yang melambat.

Kemudian, target investasi sektor minerba juga bisa tak tercapai jika virus corona terus berlangsung."Kalau sudah membaik, investasi US$ 7,7 miliar bisa tercapai, apalagi dengan kebijakan kami meningkatkan investasi untuk perusahaan-perusahaan kecil masuk ke Indonesia," kata Bambang.

Di sisi lain, dampak viirus corona telah mempengaruhi harga komoditas tambang. Staf Khusus Menteri ESDM Irwandy Arif menjelaskan harga komoditas sudah mulai turun karena Tiongkok telah menutup permintaan minerba hingga 1 April 2020.

Irwandy menyebut Tiongkok telah mengurangi permintaan batu bara sebanyak 20 ribu ton. Jumlah tersebut memang kecil, namun harga batu bara di pasar spot untuk kalori 4200 dari US$ 36 per ton pada beberapa bulan lalu menjadi US$ 32,5 per ton untuk kontrak April 2020. "Ada penurunan karena permintaan (turun)," ujar Irwandy.

Dampak lanjutan terhadap penurunan harga komoditas yaitu PNBP yang berkurang. Biarpun begitu, pemerintah belum bisa menghitung penurunan PNBP pada tahun ini akibat virus corona.

"Karena tambang-tambang di Indonesia masih berproduksi normal. Nanti kami lihat di Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB), apakah ada penurunan, akan kita lihat di Juni 2020," kata dia.

(Baca: Kementerian ESDM: PNBP Sektor Energi Tahun Lalu Capai Rp 172,9 triliun)

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...