Kementerian ESDM Targetkan Produksi Emas 2020 Naik 10% Jadi 120 Ton

Image title
12 Maret 2020, 14:38
esdm, pertambangan, mineral
PT Antam Tbk
Ilustrasi, aktivitas peleburan nikel di pabrik feronikel PT Antam Tbk. Kementerian ESDM menargetkan produksi mineral jenis emas pada tahun ini capai 120 ton.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM menargetkan produksi emas pada tahun ini sebesar 291 ton, naik 10% dari tahun lalu 176,4 ton. Biarpun begitu, produksi perak ditargetkan turun hingga 40% menjadi 290 ton dari tahun lalu sebesar 481,5 ton.

Hingga 6 Maret 2020, pemerintah mencatat produksi logam emas baru mencapai 3,15 ton dan logam peram 3,42 ton. "Produksi emas kelihatan kenaikan yang signifikan dari 2015 sebesar 97 ton menjadi 120 ton pada tahun ini," kata Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Bambang Gatot Ariyono dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Kamis (12/3).

Selain emas, pemerintah menargetkan olahan nikel pada tahun ini bisa mencapai sekitar 2 juta ton, naik 13,27% dibanding tahun lalu 1,78 juta ton. Sedangkan realisasi produksi nikel hingga 6 Maret 2020 baru mencapai sekitar 248 ribu ton yang terdiri dari Nikel Pig Iron hampir 70 ribu ton dan Ferro Nikel sekitar 178 ribu ton.

"Produksi nikel olahan meningkat sejak 2016 karena banyaknya smelter yang dibangun," ujar dia.

Untuk target nikel matte pada tahun ini sebesar 78 ribu, naik dari tahun lalu 71 ribu ton. Hingga 6 Maret 2020, realisasi Nikel matte mencapai 12 ribu ton.

Bambang menyebut produksi nikel matte dari tahun ke tahun stabil. Sebab, komoditas itu hanya diproduksi oleh Vale Indonesia.

Sedangkan produksi timah stabil di kisaran 70 ribu ton. Untuk produk katoda tembaga, pemerintah menargetkan ada peningkatan dari 176 ribu ton pada tahun lalu menjadi 291 ribu ton pada tahun ini.

"Secara keseluruhan kami meliha ada beberap ayang turun karena produksi dan dipengaruhi aktivitas kegiatan pertambangan terbesar oleh PT Freeport Indonesia," kata dia.

(Baca: Produksi Turun, Setoran Freeport ke Negara Tahun Lalu Anjlok 76%)

Produksi PT Freeport Indonesia pada lalu memang turun. Sepanjang 2019, Freeport hanya mampu memproduksi emas sebanyak 863 ribu ounce dari tahun sebelumnya sebesar 2.416 ribu ounce. Sedangkan penjualan emas tahun lalu hanya 973 ribu, turun dibandingkan penjualan 2018 sebesar 2,36 juta ounce.

Freeport juga hanya mampu memproduksi tembaga sebesar 607 juta pound pada tahun lalu. Padahal 2018, perusahaan asal Amerika Serikat itu mampu memproduksi tembaga sebesar 1,16 juta pound.

Vice President Corporate Communication Freeport Indonesia Riza Pratama mengatakan penurunan produksi terjadi karena tambang terbuka beroperasi. "Penurunan produksi terjadi karena tambang terbuka yang sudah selesai tetapi tambang bawah tanah belum optimal produksi," ujar Riza ke Katadata.co.id pada Jumat (24/1).

Untuk produksi batu bara pada tahun ini dipatok sebesar 10% menjadi 550 juta ton yang diekspor sebanyak 395 juta ton dan untuk domestik sebanyak 155 juta ton. Hingga 6 Maret 2020, produksi batu bara mencapai 94,72 juta ton dengan realisasi ekspor sebesar 30,24 juta ton dan domestik 16,37 juta ton.

Bambang menyebut target produksi batu bara bisa berubah pada pertengahan tahun ini tergantung perkembangan harga dan pasar. Sebab, peningkatan produksi tidak serta merta bisa diserap pasar.

"Pada 2018, kami berikan opsi peningkatan produksi higga 200 juta ton, tapi yang bisa terserap hanya 21 juta ton saja. Oleh karena itu, tidak benar juga kami buka secara bebas," ujarnya.

(Baca: Menteri ESDM Minta Pelonggaran Aturan Kapal Pengangkut Batu Bara)

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...