Rupiah Terpuruk Tapi Bukan Terburuk

Penulis: Arsip
16/12/2014, 15.23 WIB

KATADATA ? Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika menyentuh titik terendah sejak krisis keuangan enam belas tahun silam. Hari ini (16/12) rupiah bahkan menembus level 12.900 per dolar AS. Nilai kurs ini lebih rendah dibanding saat krisis ekonomi global 2008 yaitu Rp 12.650 per dolar AS. 

Pemulihan ekonomi Amerika Serikat dan rencana Bank Sentral AS atau the Fed untuk menaikkan suku bunga menjadi penyebab anjloknya rupiah karena dolar akan tersedot ke Amerika. Apalagi, di akhir tahun, kebutuhan dolar di Indonesia meningkat untuk pembayaran utang korporasi, negara, dan keperluan liburan. 

Pelemahan nilai tukar tak hanya dialami rupiah, sebagian besar mata uang global juga anjlok terhadap dolar. Rusia dan Brazil, dua negara yang masuk kategori negara emerging market mengalami depresiasi kurs hingga 48% dan 12% sepanjang Januari hingga Desember ini. 
 
Di Asia, yen Jepang anjlok hingga 10%. Adapun kondisi rupiah masih lebih baik karena sepanjang tahun ini hanya mengalami pelemahan pada kisaran 5%. Ekonom Bank Central Asia David Sumual mengatakan, posisi rupiah akan kembali stabil setelah ada kepastian waktu dan besaran kenaikan suku bung the Fed. 

Reporter: Leafy Anjangi, Adek Media Roza