KATADATA ? Kawasan urban di negara berkembang seperti Cina dan India diprediksi akan menjadi lokomotif pertumbuhan Asia. Beberapa kota besar seperti Shanghai dan Chongqin di Cina, Mumbai dan Delhi di India, memang telah menjadi destinasi investor dan memantapkan diri dalam peta ekonomi dunia. Kota-kota ini merupakan Megacity yang menjadi pusat-pusat geliat ekonomi Asia dan dunia.
Pada 2025, akan terdapat 37 megacity di seluruh dunia. Sebanyak 22 di antaranya berada di Asia, dan enam di Amerika Selatan. Di samping itu, sebanyak 136 kota akan masuk dalam kelompok 600 kota besar dunia, yang menyumbang hampir dua per tiga GDP dunia. Negara berkembang akan memberikan sumbangan besar, terutama Cina, yang beberapa kotanya, antara lain Harbin, Shantou, dan Guiyang akan masuk dalam kelompok kota besar itu.
Pertumbuhan yang pesat di Cina memang menjadi motor negara berkembang. Pada periode 2007-2010, GDP kota-kota besar di Cina meningkat 20-37% lebih tinggi dibanding kota-kota besar di Amerika Serikat. Pada 2030, ekonomi di New Delhi akan melebihi ekonomi seluruh Malaysia saat ini. Adapun Dhaka, ibukota Bangladesh, akan mengalami loncatan GDP perkapita menjadi $3000, tiga kali lebih besar dibanding seluruh Bangladesh saat ini.
Kota-kota seperti Jakarta dan Manila juga terus tumbuh dan masuk dalam kelompok kota besar tersebut. Masuknya 500 juta pendatang ke kawasan urban di Asia itu akan mendorong peningkatkan pendapatan perkapita menjadi US$ 38.000 dari US$ 23.000 pada 2007. Trend pertumbuhan ini akan terus melesat, hingga menempatkan Asia sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi dunia dalam beberapa dekade ke depan.