Nilai tukar mata uang Tiongkok mengalami devaluasi hingga 1,59 persen menjadi 7,05 yuan per dolar AS pada 5 Agustus 2019. Nilai tersebut menjadi yang terendah dalam satu dekade terakhir karena Tiongkok berhasil menjaga kestabilan mata uangnya di kisaran 6 yuan per dolar AS.

Pelemahan yuan berdampak pada nilai mata uang dan kinerja saham di sejumlah negara Asia. Per 6 Agustus 2019, nilai mata uang India (rupee), Korea Selatan (won), dan Filipina (peso) turun sampai 1 persen. Rupiah juga melemah sebesar 0,65 persen menjadi Rp14.277 per dolar AS. Namun, nilai mata uang Thailand (baht) dan Jepang (yen) justru menguat. Sementara itu, nilai indeks saham rata-rata mengalami penurunan sebanyak 1-4 persen.

Langkah Tiongkok mendevaluasi mata uangnya dilakukan setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump berencana menaikkan tarif impor barang dari Tiongkok sebesar 10 persen per 1 September 2019. Dengan devaluasi ini, harga barang ekspor Tiongkok pun akan lebih murah di pasar global.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.