Singapura terancam mengalami resesi. Pertumbuhan ekonominya hanya mencapai 0,1 persen secara year-on-year atau negatif 3,3 persen secara kuartalan pada kuartal II-2019. Pemerintah Singapura pun memangkas proyeksi pertumbuhan tahunan menjadi 0-1 persen pada tahun ini.
Ancaman resesi terjadi karena kinerja ekspor yang menjadi tumpuan ekonomi Singapura mengalami penurunan akibat perang dagang AS-Tiongkok. Ekspor komoditas utama—seperti mesin dan peralatan, bahan kimia organik, dan plastik—melemah. Begitu pula dengan ekspor ke negara-negara tujuan utama, seperti Tiongkok, Hong Kong, dan Malaysia yang turun. Akhirnya, total nilai ekspor pada semester I-2019 turun 2,4 persen dari periode yang sama pada tahun sebelumnya, menjadi US$ 188,1 miliar.
Jika terjadi, resesi ekonomi Singapura akan berdampak bagi pertumbuhan investasi di Indonesia. “Resesi Singapura bisa berdampak kepada investasi. Ini paling besar karena Singapura selama ini merupakan pintu masuknya investasi ke Indonesia,” ujar ekonom INDEF Bhima Yudhistira. Pada semester I-2019, investasi Singapura merupakan yang terbesar di Indonesia, yaitu sebesar US$ 3,43 miliar sebanyak 5.348 proyek.