Presiden Joko Widodo melantik Nadiem Makarim, pendiri Gojek, sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di Kabinet Indonesia Maju. Saat ditanya wartawan, dia mengatakan salah satu rencananya adalah menyambungkan kegiatan di institusi pendidikan dengan kebutuhan dunia usaha.
(Baca: PKS Kritik Rencana Menteri Nadiem Kembangkan Aplikasi Pendidikan)
Sebagai menteri pendidikan, Nadiem menghadapi sejumlah tantangan. Capaian pembelajaran siswa di Indonesia misalnya, termasuk yang terendah di bidang sains, membaca, dan matematika. Sementara banyak anak usia SD-SMA yang putus sekolah. Berdasarkan catatan UNESCO, terdapat 6,99 juta anak putus sekolah pada 2018.
(Baca: Jokowi Minta Nadiem Perbaiki Kurikulum & Aplikasi untuk Kualitas Guru)
Permasalahan guru juga perlu menjadi perhatian, terutama masalah kesejahteraan untuk guru honorer. Mutu guru juga perlu ditingkatkan karena masih terdapat 10,14 persen guru yang dianggap tidak layak mengajar.
(Baca: Luhut: Nadiem Usia 35 Tahun Menteri, Saya Dulu Bawa Ransel di Timtim)
Dalam hal infrastruktur, Indonesia juga kekurangan ruang kelas dengan kondisi baik. Jumlahnya tidak sampai 50 persen untuk semua jenjang pendidikan. Mimpi Nadiem untuk menciptakan pendidikan yang link and match dengan dunia industri juga menjadi persoalan, karena ternyata terdapat 60,5 persen kualifikasi pekerjaan tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan.