Rabat Beton Si Pembuka Rejeki

Kali Bentak KATADATA | Donang Wahyu
Penulis: Arsip
31/7/2014, 10.00 WIB

Dusun Kali Bentak adalah salah satu dusun di Desa Panggungrejo, Kec. Panggungrejo di wilayah Blitar Selatan, Jawa Timur. Kondisi topografinya bertypikal pegunungan selatan jawa yang bergunung, tanah lempung berbatu dan sulit air. Tanaman yang ada umumnya tanaman keras seperti jati, waru gunung, atau ladang jagung, lombok, singkong, sedangkan padi hanya dapat ditanam pada saat musim penghujan. Populasi di dusun ini berjumlah 319 kepala keluarga, budaya gorong royong dan hidup rukun saling membantu masih sangat kental terpelihara. 

Selama bertahun-tahun Dusun Kali Bentak, tak tersentuh pembangunan. Warga keluar masuk Dusun dengan penuh perjuangan, apalagi untuk mengangkut hasil panen. Terkadang hasil panen terpaksa teronggok membusuk di rumah warga karena sulitnya akses jalan untuk membawa ke pasar. Jika musim hujan tiba, jalanan semakin sulit untuk dilalui.

Itu dulu, kini Dusun yang dulu terkenal sulit untuk diakses itu mulai nyaman untuk dikunjungi. Penduduknya juga telah banyak mengalami perubahan, terutama dari sudut kesejahteraan. Rumah-rumah kini sudah banyak yang menggunakan tembok beton. Hampir disetiap rumah warga kini terparkir satu atau bahkan dua kendaraan roda dua. Hal ini karena kini masyarakat di Dusun Kali Bentak sudah memperoleh pendapatan yang lebih baik dari hasil penjualan hasil bumi yang sebelumnya sulit untuk dijual ketika masa panen datang.

Terbukanya akses jalan rabat beton hingga ke sudut-sudut rumah warga di Dusun Kali Bentak berkat kegigihan dan semangat gotong royong warga. Mereka bahkan rela menyumbangkan sebidang tanahnya untuk digunakan bagi kepentingan masyarakat, yaitu sebagai jalan umum. Tak dapat di pungkiri, dengan hadirnya jalan rabat beton ini, kehidupan ekonomi masyarakat semakin terbuka lebar. 

Kehidupan warga bergeliat dan menjadi dusun percontohan bagi wilayah lainnya di Blitar. Setiap tahun warga berswadaya untuk membangun jalan rabat sepanjang 100 hingga 200 meter. Warga bahu membahu memperbaiki kondisi jalan setapak. Mereka menyumbangkan sebagian tanahnya untuk pelebaran jalan, Termasuk menebang pohon yang menghalangi jalan. Mobil pengangkut kini bisa langsung masuk ke dusun untuk mengangkut hasil panen seperti jagung dan palawija. Harga pertanianpun tak lagi di monopoli oleh tengkulak.

 

Foto & Teks: KATADATA | Donang Wahyu

Reporter: Donang Wahyu