KATADATA - Media ekonomi terkemuka di dunia, The Economist, kembali menggelar forum tahunan bertajuk "Indonesia Summit" di Jakarta, Kamis (25/2). Hajatan kali ini cukup strategis di tengah upaya pemerintah membangkitkan perekonomian yang dalam tren melambat sejak tahun lalu.
Berbagai upaya dilakukan, antara lain 10 paket kebijakan ekonomi hingga deregulasi berbagai kebijakan yang menghambat sektor usaha selama ini. Dalam pidatonya sebagai pembicara kunci, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, Indonesia membuka banyak peluang bagi pihak swasta untuk berpartisipasi dalam pembangunan nasional. Agar pihak swasta tertarik, pemerintah telah melakukan berbagai penyederhanaan aturan.
"Untuk meningkatkan produktivitas di berbagai sektor, butuh dukungan pihak swasta. Butuh banyak keterlibatan investor. Kebijakan yang baru membuat Indonesia lebih terbuka,” kata JK dalam acara yang juga didukung oleh Katadata sebagai media partner.
Sementara itu, Kepala Biro The Economist Asia Tenggara Jon Fasman menilai, pemerintah Indonesia sudah melakukan berbagai kebijakan yang baik, seperti mencabut subsidi harga BBM. Namun, Indonesia masih memiliki hambatan yang besar yakni minimnya infrastuktur.
Dalam rangkaian acara tersebut, para menteri, ekonom, dan pelaku usaha turut urun pendapat mengupas berbagai permasalahan dan prospek ekonomi Indonesia. Antara lain Menteri Perdagangan Thomas Lembong dan pendiri sekaligus CEO Go-Jek Indonesia, Nadiem Makarim.