Kunci Sukses Agus Martowardojo : Ingat Pesan Ayah

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Mantan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo memberikan sambutan saat peluncuran buku biografi Agus Martowardojo \"Pembawa Perubahan\" di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Senin (2/9/2019). Buku tersebut merupakan cerita perjalanan hidup Agus Martowardojo selama menjabat sebagai bankir, menteri keuangan dan gubernur BI periode 2013-2018.
3/9/2019, 10.58 WIB

Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo meluncurkan buku biografi 'Agus Martowardojo Pembawa Perubahan'.  Ia pun berkisah kesuksesannya, antara lain berkat pesan dari sang ayah yang selalu menekankan pentingnya integritas. 

"Jadi Ayah saya selalu kasih pesan ke saya: Agus, dalam segala macam kondisi kamu harus punya kaki yang kuat, kaki yang kuat itu integritas dalam berbagai kondisi," katanya di Gedung BI, Jakarta, Senin (2/9).

Peluncuran buku yang digelar kemarin (2/9) dihadiri oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Gubernur BI Perry Warjiyo, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso, dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno.

Selain integritas, menurut agus, kepercayaan atau trust juga dinilai merupakan hal yang penting dalam menghadapi situasi keuangan dan ekonomi yang sulit. Tak hanya itu, profesionalisme juga menjadi kunci dirinya bisa sukses.

"Dengan konsisten dan fokus, kita bisa ciptakan nilai, dan institusi di Indonesia harus terus ciptakan value kedepannya," ucap dia.

 (Baca: Mantan Gubernur BI Agus Martowardojo Jadi Komisaris Utama Tokopedia)

Karier Agus di industri jasa keuangan memang sangat cemerlang. Di awal kariernya, Ia sempat bergabung dengan Bank of America pada 1984 hingga 1986.

Agus kemudian pindah ke Bank Niaga pada 1986 - 1994, lalu menjabat sebagai presiden direktur Bank Bumiputera  pada 1995–1998. 

"25 tahun lalu Bumiputera sempat fatal. Saya hadir di sana bersama dengan jajaran yang lain. Kami semua selesaikan permasalahan itu dalam waktu tujuh bulan. Yang rugi kami bisa buat modalnya kembali biru dan bisa menjalankan tugas intermediasinya," kata Agus.

Ia kemudian terpilih menjadi direktur utama PT Bank Exim Indonesia pada 1989-1999 dan melanjutkan kariernya sebagai managing director di Bank Mandiri yang merupakan gabungan antara Bank Exim dan sejumlah bank lainnya akibat krisis.

Pada tahun 2002, ia mendapatkan kepercayaan untuk menjadi penasihat Ketua Badan Penyehatan Perbankan Nasional dimana ia turut menjabat menjadi Direktur Utama Bank Permata sejak 2002 hingga 2005.  Lalu dipercaya menjadi direktur utama Bank Mandiri pada 2005-2010.

(Baca: BI Akan Turunkan Uang Muka KPR untuk Pembeli Pertama dan Investor)

Agus kemudian ditunjuk oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Menteri Keuangan ke 27 menggantikan Sri Mulyani Indrawati sejak 19 Mei 2010. Belum berakhir masa jabatannya sebagai Menkeu, ia  diminta SBY untuk menduduki kursi orang nomor satu di Bank Indonesia.

Agus diangkat sebagai gubernur BI ke-16 sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 45/P tahun 2013 tanggal 24 Mei 2013 untuk periode lima tahun yang berakhir pada 2018.

"Kami canangkan seluruh kebijakan di Bank Indonesia, termasuk inisiatif memperkuat kebijakan moneter. Kami bangun fungsi makroprudensial, kami perkuat ekonomi syariah, termasuk membangun BI institute," ujarnya.

Tak hanya itu, Agus juga sempat memimpin Dewan Penasehat Asosiasi Bank Indonesia sejak 2009. Ia juga merupakan ketua Dewan Pengurus International Islamic Liquidity Management pada 2016 dan menjabat sebagai ketua Islamic Financial Services Board pada 2015. Agus juga pernah memimpin Perhimpunan Bank Nasional dan Ikatan Bankir Indonesia.

Reporter: Agatha Olivia Victoria