CORE Prediksi Pengangguran Bertambah 4,25 Juta Orang akibat Corona

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Ilustrasi. CORE memproyeksi tingkat pengangguran terbuka dapat mencapai di atas 10% akibat pandemi virus corona.
16/4/2020, 14.57 WIB

Pandemi virus corona berpotensi menciptakan lonjakan jumlah pengangguran di dalam negeri. Center of Reform on Economics memperkirakan jumlah pengangguran terbuka pada kuartal II 2020 akan bertambah 4,25 juta orang.

Angka tersebut merupakan proyeksi yang dibuat CORE berdasarkan skenario ringan dampak pandemi corona. Sementara pada skenario sedang akan terdapat tambahan 6,68 juta orang yang menganggur, sedangkan pada skenario berat sebanyak 9,35 juta orang.

Lembaga tersebut menilai, kenaikan jumlah pengangguran terbukan bukan hanya disebabkan oleh perlambatan atau penurunan ekonomi.  "Melonjaknya pengangguran terbuka juga disebabkan oleh perubahan perilaku masyarakat terkait pandemi Covid-19 dan kebijakan pembatasan sosial, baik dalam skala kecil maupun skala besar," tulis CORE dalam keterangan resminya dikutip Kamis (16/4).

CORE memprediksi ekonomi pada tahun ini hanya akan tumbuh 2%, bahkan berpotensi negatif 2%. Adapun penambahan jumlah pengangguran paling besar akan terjadi di Pulau Jawa. Dalam skenari ringan, jumlahnya mencapai 3,4 juta orang. Sementara pada skenario sedang mencapai 5,06 juta orang dan skenario berat 6,94 juta orang.

(Baca: Indef: Empat Sektor Industri Raup Untung di Tengah Pandemi Corona)

Secara keseluruhan, tingkat pengangguran terbuka pada kuartal II 2020 diperkirakan akan mencapai 8,2% jika mengacu skenario ringan. Sementara jika menggunakan skenario sedang dan berat, tingkat pengangguran masing-masing mencapai 9,79% dan 11,47%. 

Berdasarkan data BPS, jumlah pengangguran pada Agustus 2019 mencapai 7,05 juta orang atau 5,28% dari total angkatan kerja. Pemerintah sebelumnya menargetkan tingkat pengangguran tahun ini dapat turun ke kisaran 4,8% hingga 5,1%. 

Namun, pandemi corona membuyarkan target tersebut. Pemerintah mencatat terdapat 1,65 juta orang yang tidak bekerja akibat pandemi corona. hingga saat ini. Pengangguran terjadi akibat PHK dan terpaksa dirumahkan akibat banyak sektor usaha yang tertekan. 

CORE merekomendasikan lima hal agar kebijakan pemerintah berdampak optimal dalam menekan jumlah pengangguran akibat pandemi. Pertama, mempercepat distribusi bantuan sosial dan secara simultan melengkapi data penerima dengan memadukan data pemerintah dan data masyarakat. 

(Baca: Manufaktur Terpukul Corona, Indef: 2,5 Juta Orang Berpotensi Kena PHK)

Kedua, mengintegrasikan data pengangguran dan penerima bantuan sosial dari berbagai lembaga pemerintah dan nonpemerintah. Ketiga, menyesuaikan skema bantuan kartu prakerja dengan memprioritaskan pengangguran yang tidak mampu, khususnya yang terkena dampak Covid-19. 

Keempat, mendorong dunia usaha melalui pemberian insentif agar mampu membuat alternatif mempertahankan tenaga kerja dan tak melakukan PHK. Kelima, memberi bantuan sosial yang berdampak lebih besar terhadap ekonomi masyarakat, antara lain dalam bentuk uang. 

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, akan ada tambahan 1,1 juta orang miskin akibat pandemi corona pada kuartal II 2020. Angka tersebut berasal dari skenario berat pemerintah. Dalam skenario yang lebih berat, Sri Mulyani menyatakan bakal ada tambahan 3,78 juta orang miskin di Indonesia. 

"Dalam skenario berat kita perkirakan bisa ada kenaikan 2,9 juta orang pengangguran baru. Dalam skenario lebih berat bisa sampai 5,2 juta," kata Sri Mulyani usai mengikuti Sidang Kabinet Paripurna melalui konferensi video, Selasa (14/4)

Reporter: Agatha Olivia Victoria