Naik 20%, BFI Finance Salurkan Rp 4 Triliun Kredit Baru di Triwulan I

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Ilustrasi dealer kendaraan di Jakarta, Selasa (29/10). mencatat penyaluran kredit baru sepanjang kuartal I 2020 sebesar Rp 4 triliun. Mayoritas kredit disumbang dari penjualan mobil.
28/4/2020, 22.06 WIB

PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance)  mencatat penyaluran kredit baru sepanjang kuartal I 2020 sebesar Rp 4 triliun. Angka ini naik 20,7 % dibanding periode yang sama di 2019 sebesar Rp 3,4 triliun.

Finance Director & Corporate Secretary BFI Finance, Sudjono mengungkapkan kinerja perseroan pada kuartal pertama tahun ini, utamanya disumbang oleh kinerja di  Januari dan Februari atau sebelum kasus virus corona pertama merebak di Indonesia. Pada periode dua bulan tersebit, perseroan menyalurkan pembiayaan hingga Rp 3 triliun.

Adapun porsi produk pembiayaan otomotif, khususnya roda empat masih mendominasi dengan kontribusi sebesar 68,7% yang disusul dengan pembiayaan kendaraan roda dua  21,2%, alat berat dan mesin sebesar 8,7%, dan sisanya adalah pembiayaan dengan agunan properti (property-backed financing), serta pembiayaan syariah.

(Baca: Gojek Gandeng OTO Group untuk Ringankan Cicilan Kredit ke Pengemudi)

Menurutnya, kenaikan pembiayaan  ini turut mengerek nilai pendapatan perusahaan sebesar 10,1% menjadi Rp1,4 triliun.

Sedangkan, total piutang pembiayaan yang dikelola oleh Perusahaan tercatat Rp18,7 triliun, atau meningkat 3,1% dari sebelumnya sebesar Rp18,1 triliun. Kenaikan ini berkontribusi terhadap peningkatan total aset perusahaan di kuartal pertama 2020 sebesar 6.6% secara tahunan menjadi Rp19,7 triliun.

Meski demikian, BFI mengalami penurunan laba sebanyak 2,7 % menjadi Rp327,9 miliar . Penurunan itu disebabkan oleh pembentukan cadangan 70% piutang sebagai antisipasi pelemahan ekonomi yang berdampak pada meningkatnya kredit macet.

(Baca: Pemerintah Tanggung Bunga Kredit Kecil, Berapa Debitur yang Terdampak?)

Hingga 31 Maret 2020, BFI Finance mencatatkan NPF (Non-Performing Financing) 1,1% sementara cadangan kerugian yang ada mencapai 3,1x NPF atau sekitar 3,55% dari nilai aset produktif perusahaan.

“Jumlah ini diharapkan akan menjadi buffer untuk mengantisipasi memburuknya NPF di tengah pandemi Covid-19,” ujar Sudjono dalam keterangan pers, Selasa (28/4).

Meski demikian,  mengklaim kepercayaan perbankan kepada BFI masih tetap solid. Hal ini terbukti dengan diperolehnya pinjaman sindikasi sebesar US$ 100 juta pada Maret lalu. 

Reporter: Muchammad Egi Fadliansyah