Bayar Pesangon Karyawan, Rugi Indosat Membengkak Dua Kali Lipat

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi, kantor pusat PT Indosat Tbk. Sepanjang kuartal I 2020 Indosat mencatatkan rugi bersih Rp 605,61 miliar, meningkat 107% dibanding kuartal I 2019, karena harus membayar pesangon karyawan yang terkena dampak reorganisasi.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
29/4/2020, 18.19 WIB

Meski mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan pada kuartal I 2020, rugi bersih PT Indosat Tbk meningkat dua kali lipat.

Mengutip laporan keuangan Indosat dalam keterbukaan informasi, Rabu (29/4), perusahaan mampu meraup pendapatan sebesar Rp 6,52 triliun, naik 7,9% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Namun, pada kuartal I 2020 Indosat menorehkan rugi bersih sebesar Rp 605,61 miliar, meningkat 107% dibandingkan rugi bersih kuartal i 2019 yang sebesar Rp 292,5 miliar.

Penyebab rugi bersih Indosat membengkak hingga dua kali lipat adalah, pembayaran pesangon karyawan yang mencapai Rp 379,16 miliar. Jumlah tersebut dimasukkan ke dalam laporan laba rugi periode berjalan, menyebabkan beban karyawan melonjak 141,9% dari Rp 369,23 miliar menjadi Rp 893,15 miliar.

Ditambah dengan beban lainnya, sepanjang kuartal i 2020 Indosat menggung beban senilai Rp 6,32 triliun, naik 8,9% dibandingkan kuartal I 2019 yang sebesar Rp 5,8 triliun. Padahal, beberapa beban Indosat tercatat turun, seperti beban penyelenggaraan jasa turun dari Rp 3 triliun menjadi Rp 2,86 triliun.

Peningkatan beban yang signifikan ini kemudian menekan kinerja laba kotor Indosat menjadi Rp 196,32 miliar, turun 17,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 237,5 miliar.

Adapun, penyokong kenaikan pendapatan perusahaan pada kuartal I 2020 berasal dari penjualan data yang mencapai Rp 4,39 triliun. Penjualan data ini meroket 27% dibandingkan dengan kuartal I 2019 yang senilai Rp 3,46 triliun.

(Baca: Dapat Pesangon Rp 1 Miliar per Orang, 52 Karyawan Indosat Menolak PHK)

Meski demikian, rata-rata sektor bisnis Indosat memang sedang lesu. Contohnya, pendapatan dari telepon selular yang tercatat sebesar Rp 549,8 miliar, turun 27% dibandingkan kuartal I 2019 sebesar Rp 754,88 miliar.

Sejalan dengan kerugian yang membengkak, saham Indosat sepanjang kuartal I 2020 anjlok 46,56% menjadi Rp 1.555 per saham pada 31 Maret 2020.

Namun, dalam beberapa waktu terakhir saham Indosat terlihat naik tajam. Pada Rabu (29/4) misalnya, saham Indosat tercatat berada di level Rp 2.250 per saham, naik 10,29% dibandingkan harga penutupan sehari sebelumnya.

Sebelumnya, Indosat dilaporkan telah mengalokasikan Rp 663 miliar sebagai paket kompensasi, ditambah bonus Rp 18,3 miliar kepada 667 karyawan yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Artinya, karyawan yang terkena PHK akan mendapatkan pesangon Rp 1 miliar per orang.

“Reorganisasi ini telah diterima oleh 92% dari total 677 karyawan yang terkena dampak dan telah menjalani fase transisi yang lancar pada akhir Maret 2020 lalu," kata Director & Chief Human Resources Officer Indosat Ooredoo, Irsyad Sahroni dalam siaran pers, Jumat (3/4).

Irsyad menjelaskan bahwa perusahaan akan membayarkan kompensasi plus bonus tersebut dalam dua tahap. Tahap pertama kompensasi yang diberikan sebesar Rp 343 miliar, belum termasuk bonus 2019, akan dibayarkan kepada 328 karyawan sebelum 15 April 2020.

(Baca: Transformasi Bisnis Digital Indosat Dijanjikan Tanpa PHK)

Reporter: Ihya Ulum Aldin